TEMPO.CO, Depok - Badan Pengawas Pemilu RI mengajak mahasiswa di seluruh Indonesia menjadi pengawas pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak di tempat tinggalnya. Soalnya, pilkada serentak ini merupakan sejarah baru yang pertama kali dilakukan di negeri ini. Untuk itu, diharapkan ada partisipasi pemuda dalam mengawal dan mengawasinya.
"Di UI (Universitas Indonesia) sudah ada langkah awal deklarasi mahasiswa untuk mengawal dan mengawasi pilkada serentak. Itu sudah langkah bagus," ucap Ketua Bawaslu Muhammad, Ahad, 6 Desember 2015.
Saat ini, kata dia, Bawaslu telah memetakan seluruh tempat pemungutan suara yang berpotensi gangguan. Pemetaan itu dilakukan di setiap provinsi, berkaca pada pemilu sebelumnya. "Yang dipetakan TPS, yang pemilu kemarin ada kecurangan," ucapnya.
Selain itu, kata dia, ada beberapa wilayah yang masih bermasalah pada daftar pemilih tetapnya. Ia meminta setiap panitia pengawas bisa mencermati masalah ini. Banyak, kata dia, orang yang berhak memilih, tapi tidak tercatat. Banyak pula yang tidak berhak memilih, tapi tercatat sebagai pemilih, seperti anggota polisi dan TNI.
"Bawaslu juga sudah mengantisipasi mobilisasi massa. Petugas di TPS harus mengetahui dengan pasti warganya yang punya hak pilih," ucapnya.
Presiden Center for Election and Political Party FISIP UI Chusnul Mar'iyah mengatakan bersama dengan Bawaslu ingin memastikan mahasiswa ikut memilih, mengawal, dan mengawasi pilkada serentak agar berlangsung damai, bebas politik uang, dan manipulasi suara.
"Perguruan tinggi negeri maupun swasta juga bertanggung jawab mengawasi. Sebab, pilkada serentak rawan pelanggaran, baik yang bersifat administrasi, kode etik penyelenggara, maupun pidana," ujarnya.
Menurut dia, pilkada serentak rentan pelanggaran karena merupakan arena kompetisi politik. Pada dasarnya, pilkada merupakan proses demokrasi milik rakyat seutuhnya. Rakyat yang menentukan secara langsung pemimpin yang akan memperjuangkan aspirasinya.
"Mahasiswa dan mahasiswi diharapkan membantu mengawasi proses pilkada agar pemilu berkualitas," ujar Chusnul.
IMAM HAMDI