TEMPO.CO, Bandung - Ketua tim peneliti dari Pusat Studi Politik dan Keamanan (PSPK) Universitas Padjadjaran, Muradi, mengatakan tingkat partisipasi warga dalam pemilihan kepala daerah serentak di delapan kota dan kabupaten di Jawa Barat pada 9 Desember 2015 berpotensi kurang dari 60 persen.
“Golput (golongan putih) yang tidak memilih bisa 40 persen lebih, terutama dari gabungan pemilih pemula dan massa mengambang,” ujar Muradi di Bandung, Senin, 30 November 2015.
Potensi golput tersebut berdasarkan hasil survei tim PSPK Unpad pada 1-17 Oktober lalu. Survei tersebut dilanjutkan dengan survei lapangan yang berlangsung 25 Oktober-24 November 2015. Responden di tiap daerah yang akan menggelar pilkada serentak sebanyak 80-120 orang.
Pilkada serentak di Jawa Barat bakal digelar di Kabupaten Bandung, Kabupaten Cianjur, Kabupaten Karawang, Kabupaten Sukabumi, Kota Depok, Kabupaten Indramayu, Kabupaten Pangandaran, dan Kabupaten Tasikmalaya. “Penyebab golput di antaranya penyelenggaraan kampanye yang terbatas dan ada wilayah yang tak terjangkau,” tuturnya.
Pihak yang bisa mendorong kenaikan partisipasi pilkada adalah birokrasi, tim sukses, dan sosialisasi oleh Komisi Pemilihan Umum daerah. Daerah yang tingkat partisipasi warganya masih cukup tinggi dalam pilkada serentak ialah Pangandaran dan Cianjur. “Pangandaran adalah daerah baru, sehingga harapan warganya masih besar. Sedangkan Cianjur ada harapan dari kandidat dokter,” ujarnya.
Adapun daerah yang partisipasi warganya rendah adalah Kabupaten Karawang. Angka golput di sana, tutur Muradi, sebesar 42 persen.
ANWAR SISWADI