TEMPO.CO, Jakarta - Komisionaris Komisi Pemilihan Umum Ferry Kurnia Rizkiyansyah mengatakan seiring mulai menipisnya kabut asap yang pada awalnya ditakutkan akan menganggu tahapan Pilkada serentak, kini muncul ancaman lain yang mengintai pelaksanaan Pilkada Serentak yang akan diadakan akhir tahun ini.
"Sudah tidak masalah kalau soal asap. Yang kami khawatirkan sekarang adalah cuaca ekstrim misalnya hujan yang mengakibatkan banjir atau tanah longsor. Itu yang harus kita waspadai," kata Ferry di kantor KPU pada Senin 2 November 2015.
Menurut Ferry, kekhawatiran soal asap tak perlu lagi karena saat ini pemerintah juga sudah turun ke lapangan untuk menangani kabut asap tersebut. Terlebih barang logistik yang digunakan untuk pemilu baru akan disalurkan pada pertengahan November sehingga kemungkinan asap sudah semakin menipis.
Namun demikian KPU tidak serta merta lega dengan hal tersebut karena bulan November-Desember adalah puncak turunnya hujan. Terlebih dengan adanya pembakaran hutan yang menyebabkan lahan gundul akan berpotensi tinggi terjadinya tanah longsor.
Sebelumnya ada sedikitnya 48 kabupaten/kota di lima provinsi yang berpotensi terkena dampak asap. Sebarannya antara lain di Kalimantan Tengah 14 daerah, Sumatera Selatan 7 daerah, Riau 9 daerah, Kalimantan Barat 7 daerah, dan Jambi 11 daerah.
Meski kondisi alam kurang bersahabat, penyelenggara tetap mempersiapkan seluruh tahapan Pilkada dengan baik. KPU, kata Ferry, masih berpegang teguh pada koridor yang sudah ditentukan. "Terkait dengan pendistribusian barang logistik, pemilu akan dibantu aparat Kepolisian, TNI, dan petugas berwenang," kata Ferry.
DESTRIANITA K.