TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta terpilih, Anies Baswedan, menanggapi pernyataan Wali Kota Jakarta Selatan Tri Kurniadi bahwa pemilihan Gubernur DKI pada 2022 lebih baik melalui Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. Alasannya, agar tidak mengkotak-kotakkan warga DKI Jakarta akibat berbeda pilihan.
"Jadi Pak Wali Kota bacaannya harus ditambah," kata Anies, Jumat, 28 April 2017. Yang dimaksud Anies dengan menambah bacaan bukan hanya soal jumlah bahan bacaan, tapi juga cara berpikirnya harus diperluas.
Baca: Ahok Lantik Tri Kurniadi Jadi Wali Kota Jaksel, Apa Targetnya?
"Cara membacanya harus diperluas sebelum sampai pada kesimpulan seberani itu, ya," ujar Anies. Dia meminta Tri membuktikan benturan-benturan yang terjadi di Jakarta saat pemilihan kepala daerah berlangsung. "Ada baiknya kita meletakkan proses demokrasi di dalam perspektif yang besar," ucap Anies.
Benturan yang saat ini terjadi, tutur Anies, hanya ada di media sosial. Menurut Anies, benturan seperti itu tidak terjadi di kehidupan nyata. "Media sosial itu menjadi tempat perbenturan yang sangat keras, perbenturan apa pun juga (bukan hanya pilkada)," kata Anies.
Baca juga: Kalah di PTUN Soal Bukit Duri, DKI Siapkan Banding
Anies menganjurkan untuk memperbanyak perspektif sebelum memberikan pernyataan dan melakukan komparasi politik. "Indonesia dikagumi banyak negara. Dari hasil pilkada segini banyaknya, tunjukkan mana yang berantem? Enggak ada itu," ujar Anies.
CHITRA PARAMAESTI