TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Panitia Pengawas Kecamatan (Panwascam) Kalideres, Jakarta Barat, Rudy Supriyadi, menduga tumpukan sembako berisi beras, minyak, dan gula yang ditemukan di gudang karton di Kampung Bulak Simpul, RT 09 RW 04, Kelurahan Pegadungan, Kalideres, pada Ahad, 16 April 2017, akan dibawa ke Sunter, Jakarta Utara.
Satu kardus yang berhasil disita Panwascam, kata Rudy, berisi foto copi Kartu Keluarga (KK) dan Kartu Tanda Penduduk (KTP) warga Sunter. Rudy mengambil secara acakan KK dan KTP daro tumpukan dokumen itu. “Pas dilihat, itu memang warga Sunter,” kata Rudy kepada Tempo, Selasa, 18 April 2017.
Baca: Tim Anies-Sandi: Ada Hujan Sembako di Jakarta
Rudy mengatakan, penyitaan sembako dan kartu indentitas warga tersebut bermula dari informasi petugas Tempat Pemungutan Suara (TPS) pada Ahad lalu. Mereka, kata Rudy, menginformasikan bahwa ada tumpukan sembako di gudang milik Ferry Alfian.
Panwascam, ujar Rudy, langsung mendatangi lokasi gudang tersebut. Di lokasi, Panwscam menemukan enam unit mobil pengangkut sembako. Ferry Alfian pun ditanyakan mengenai asal usual dan rencana pengiriman. “Ini barang mau di bawa ke Sunter, Pak. Saya ada titipan dari pihak lain,” kata Rudy menirukan perngakuan Fery.
Tak pusa dengan pengakuan Ferry, tim Panwascam mencari bukti lain. Akhirnya, malam itu tim menemukan tiga kardus minuman kemasan. Namun, kata Ferry, karena situasi yang ramai, dua dari tiga kardus tersebut berpindah tempat. Satu kardus yang tersisa berhasil ditarik. “Di dalam kardus tersebut ditemukan sejumlah lembar salinan Kartu Keluarga dan KTP,” ujar Rudy.
Tim menduga, dua kardus yang raib tersebut berisi salinan KK dan KTP, diantaranya milik warga Pegadungan. Dari keterangan Ketua RT 09 RW 04, Pegadungan, Zaini, diperoleh informasi ada pendataan KK dan KTP warga Pegadungan. “Saya menduga kardus lainnya yang hilang tersebut adalah data warga di Pegadugan,” ujar Rudy.
Nama Ferry disebut berkaitan dengan pasangan Ahok-Djarot dalam pilkada DKI Jakarta. Menurut Rudy, berdasarkan laporan dari warga Pegadungan, pada 12 April 2017 pukul 15.30 WIB, ada sejumlah relawan berbaju kotak-kotak tengah blusukan di RT 09 RW 04 Pegadungan.
Mereka, ujar Ferry, bergerilya di permukiman warga sambil membagikan baju, kaos, dan buku saku. Lantaran tidak ada pemberitahuan, maka relawan tersebut dibubarkan oleh tim pengawas. Negosiasi pembubaran dilakukan di gudang milik Ferry.
Berdasarkan informasi dari pengawas, kata Rudy, saat itu di gudang ada Ferry. Namun Rudy belum bisa memastikan apakah Ferry merupakan tim sukses atau hanya relawan Ahok-Djarot.
Tempo mencoba menelusuri lokasi gudang milik Ferry di Pegadungan yang diduga digunakan untuk menyimpan sembako. Gudang tersebut memiliki pintu gerbang besi berwarna biru dan tertutup rapat. Saat Tempo berkunjung ke sana, gerbang dalam posisi terbuka setengah.
Dari arah luar gerbang, terlihat ada belasan gulungan karton dengan tinggi sekikat 1,5 meter. Sementara itu di ruangan lain yang terbuka tampak tumpukan lembaran karton yang masih berada dalam truk.
Petugas keamanan gudang, Rony Sibuea, menurutkan bahwa lokasi tersebut merupakan gudang penyimpanan karton yang akan didistribusikan ke sejumlah konsumen. Umumnya karton-karton itu dicetak untuk keperluan kemasan sepatu atau tergantung permintaan konsumen. Rony mengatakan, ada sekitar 40 karyawan yang bekerja di gudang tersebut.
Baca juga: Ini Rumah di Kompleks DPR yang Diduga Jadi Gudang Sembako Pilkada
Rony membenarkan bahwa Ferry Alfian berkaitan erat dengan gudang setinggi sekitar 3 meter yang dilengkapi kawat berduri tersebut. Ronu menyebut Ferry sebagai bos. Namun ia mengaku tidak mengetahui siapa pemilik sebenarnya dari gudang itu. Selain itu ia menolak berkomentar perihal tumpukan sembako yang ditemukan tim pengawas pada Ahad malam itu. “Saya kan libur, tidak tahu apa-apa,” kata dia.
DANANG FIRMANTO