TEMPO.CO, Jakarta - Seorang pedagang beras di Pasar Induk Cipinang bernama Billy Haryanto alias Billy Beras mengaku mendapat pesanan berton-ton beras dari tim pemenang pasangan inkumben, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok – Djarot Saiful Hidayat. Beras itu dikemas dalam ribuan paket untuk diberikan kepada pemilih di sejumlah wilayah di Jakarta.
Simak hasil Quick Count atau Hitung Cepat Pilkada DKI 2017
Billy Beras menyebut, beras itu antara lain dipesan oleh politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Aria Bima dan Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) versi muktamar Jakarta Djan Faridz. Pengurus Perhimpunan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (Perpadi) itu menunjukkan fotonya dengan Aria Bima dan Deputi Bidang Komunikasi Kantor Staf Presiden Eko Sulistyo. Dalam foto, jari tangan mereka diacungkan membentuk huruf V.
Baca: Berita Terbaru Pilkada DKI 2017
Kepada Tempo Billy menyatakan telah membagikan beras ke banyak penjuru Ibu Kota, terutama Jakarta Timur dan Selatan. Dia menganggapnya semacam “CSR pedagang kepada penguasa”. “Kalau Anies meminta pun kami sumbang,” katanya.
Berikut petikan wawancara Tempo dengan Billy Beras
Siapa yang memesan beras untuk tim Basuki-Djarot?
Enggak mungkin saya kasih tahu.
Anda dekat dengan Aria Bima. Apakah dia memesan?
Dia pesan, tapi sedikit.
Berapa banyak?
Utang tim Ahok ke kami sekitar Rp 500 juta.
Siapa lagi yang memesan?
Djan Faridz (politikus PPP) memesan ke satu pedagang sebanyak 30 ton. Dibagikan ke Tanah Abang.
Kabarnya ada yang sumbangan dari pedagang?
Ada yang dibeli dan masih mengutang. Ada juga sumbangan pedagang.
Anda juga menyumbang?
Saya keluarkan beras 300 ton, sekitar 30 ton di antaranya saya sumbangkan. Kalau enggak, bisa kualat. Sebenarnya, siapa pun pemimpinnya, kami sumbang. Dari dulu. Kalau Anies Baswedan minta pun kami sumbang, tapi dia tidak minta. Kami pengusaha cari aman saja.
Berapa total beras yang dibeli dan disumbangkan ke Basuki-Djarot seluruhnya?
Ada sekitar 1.000 ton. Itu sejak putaran kedua karena kami dimintai tolong.
Dimintai tolong?
Awalnya kami diam. Makanya putaran pertama tidak ada pembagian sembako.
Bentuk kemasannya seperti apa?
Kalau biasanya 5 kilogram, kami bikin 2 kilogram beras dalam satu sembako. Harganya Rp 5.000 agar tetap di bawah Rp 25 ribu karena isi sembako ada mi, gula, dan minyak.
Anda percaya pembagian bahan pokok bisa mempengaruhi pemilih di pilkada?
Kalau orang Pasar Induk Cipinang sudah turun, pasti menang. Masyarakat sini masih punya pemikiran siapa yang ngasih, dia coblos. Ada yang bilang masyarakat Jakarta modern, itu bohong. Justru paling banyak yang miskin. Jadi, kalau mau menang, serahin ke pedagang beras.
Bahan pokok dikirim ke mana saja?
Ke Jakarta Timur, Selatan, dan Pusat.
Apa yang dijanjikan Basuki kepada Anda dan pedagang beras Cipinang?
Jangankan janji, ketemu saja enggak pernah.
ERWAN HERMAWAN