TEMPO.CO, Jakarta - Wakil ketua tim pemenangan calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan-Sandiaga Uno, Muhammad Taufik, menyinggung adanya dugaan pembagian bahan pokok atau sembako di Jakarta.
Tiga hari terakhir ini, kata Taufik, banjir sembako. "Sudahlah, sembakonya ambil, baju kotak-kotaknya balikin," ujar Taufik dalam pertemuan relawan Pejuang Anies-Sandi di Menteng, Jakarta Pusat, Ahad, 16 April 2017.
Sehari sebelumnya, Taufik mengatakan bagi-bagi sembako murah itu adalah modus politik uang.
"Sudah saya laporkan ke Bawaslu. Logikanya enggak mungkinlah jual sembako murah kalau enggak ada tujuannya," kata Taufik di rumah Ketua Umum DPP Gerindra Prabowo Subianto, Jakarta Selatan, Sabtu, 15 April 2017.
Baca:Lingkaran Survei Prediksi Anies-Sandi Menang karena 4 Faktor Ini
Menurut Taufik, adanya indikasi sembako murah ini adalah politik uang, terlihat dari harga yang diberikan. Sembako yang harganya diperkirakan Rp 50 ribu, malah dijual Rp 5-10 ribu. Jumlah sembako ini pun mencapai ratusan ribu. "Ini money politic, kalau mau nyumbang kan ada batasannya," ujarnya.
Taufik mengatakan dugaan politik uang dengan modus bagi-bagi sembako murah yang diduga dilakukan tim sukses Basuki-Djarot itu pertama kali dilaporkan oleh timnya di lapangan. Menurut dia, acara bagi-bagi sembako itu sudah berjalan dua hari ini.
"Kami kan punya tim di bawah, itu kasih report ke kami ini ada gerakan sangat masif," kata Taufik. Ia menyebut bagi-bagi sembako itu terjadi di wilayah-wilayah yang notabene mendukung Anies-Sandi atau di daerah miskin di Jakarta Utara dan Jakarta Timur.
Baca: Survei dan Polling Indonesia: Muslim Moderat Pilih Anies-Sandi
Ketua Tim Pro Jokowi (Projo)—relawan pendukung Basuki, Budi Arie Setiadi, menyatakan bagi-bagi sembako murah itu bukan bagian dari program mereka. "Enggak ada program itu," katanya saat dihubungi. Namun, Taufik meyakinkan bahwa timnya mempunyai bukti yang valid bahwa pelaku bagi-bagi sembako berasal dari tim pemenangan Basuki-Djarot.
REZKI ALVIONITA SARI|MAYA AYU PUSPITASARI