TEMPO.CO, Jakarta - Calon Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, berjanji akan membangun kampung deret sebagai salah satu solusi bagi warga Kampung Akuarium, Penjaringan, Jakarta Utara. Tepat setahun lalu, Kampung Akuarium digusur pemerintah DKI Jakarta.
Anies mengatakan Kampung Akuarium merupakan salah satu contoh ketidakadilan yang dirasakan di Jakarta. "Lihatlah kenyataan yang ada di sini, dan tidak ada hati yang tak teriris melihat kenyataan di tempat ini, berat sekali," ujarnya.
Janji Anies disambut antusias warga Kampung Akuarium. Sumiyati, yang saat ini tinggal di Rumah Susun Kapuk Muara, mengatakan akan kembali ke Kampung Akuarium setelah pilkada. Dia berniat membangun rumahnya kembali di sana. "Katanya Pak Anies mau bikin kampung deret di sini sama rumah DP 0 persen, kayak rumah BTN. Yang penting, Kampung Akuarium balik lagi kayak dulu," ucapnya.
Baca: Anies-Sandi Menang di Kampung Akuarium
Warga Kampung Akuarium sebagian masih bertahan di reruntuhan puing rumah-rumah yang digusur pada 11 April 2016. Ketua RT 12 Kampung Akuarium, Penjaringan, Jakarta Utara, Rini Ernawati menceritakan kembali hal buruk yang dialaminya bersama warga.
"Bilangnya cuma mau ambil tujuh meter di bantaran kali. Kami ini kan tinggal di atas tanah, nyatanya diratakan semua," tuturnya, Selasa, 11 April 2017.
Penggusuran itu, kata Rini, dilakukan begitu cepat. Petugas keamanan datang mengamankan warga. Alat-alat berat berbaris menunggu arahan untuk menghancurkan bangunan hunian warga yang sudah bertahun-tahun bermukim di sana. Mengingat hal tersebut dan menghadapi kenyataan dia dan warga lain tidak memiliki rumah, Rini merasa hatinya tersayat.
Tahun lalu, kata Rini, ada 800 kepala keluarga di Kampung Akuarium yang kehilangan rumah. Saat ini, sebagian warga ada yang hijrah menempati beberapa rumah susun yang disediakan pemerintah, ada juga sekitar 300 kepala keluarga yang tetap bertahan hingga tuntutan mereka terpenuhi. "Rumah kami dihancurkan tanpa kompensasi. Kalau kami ambil rusun, harus bayar sewa, enggak mungkin enggak bayar," katanya.
Baca: Warga Kampung Akuarium ke Prabowo: Tolong Bantu Kami Pak...
Rini dan ratusan warga masih bertahan hidup di atas puing-puing bangunan yang sudah rata dengan tanah. Mereka tidur di tenda-tenda penampungan dan bangunan sederhana yang terbuat dari papan kayu dan diselimuti terpal plastik sebagai atapnya. Tidak ada sekat di dalam bangunan itu, hanya dipan kayu yang dialasi matras untuk tempat tidur.
Warga lain, Junaedi, masih bertahan di sana karena sulitnya akses mencari mata pencaharian jika tinggal di rusun. Selain itu, menurutnya, rusun yang diberikan tidak layak ditinggali. "Kalau untuk istirahat, ya, lumayan. Namun, untuk mata pencaharian, itu mati total. Apalagi saya setiap hari pergi-pulang naik angkot, capek," ujarnya.
Info: Saksikan hitung cepat Pilkada DKI 2017
CHITRA PARAMAESTI