TEMPO.CO, Jakarta -Politikus Partai Golkar, Ahmad Doli Kurnia, menyebut calon Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, tidak pantas menjadi pemimpin apa pun di Indonesia. "Karena Ahok sudah sampai pada memberikan destruction. Kehancuran luar biasa buat bangsa," kata Doli dalam sebuah diskusi di Warung Daun, Jakarta Pusat, Sabtu, 1 April 2017.
Doli mengatakan kehancuran itu mulai soal tatanan kenegaraan sampai perubahan perilaku masyarakat. Menurut dia, semua orang pasti setuju tentang karakter seorang pemimpin yang tegas. "Tapi tegas tidak mesti kasar," katanya.
Doli menilai Ahok tidak memiliki prestasi. Sebab, dia berujar, jika Ahok merasa hebat dan lebih super dari orang lain, semestinya banjir sudah tidak muncul dalam beberapa bulan. Doli mengakui, kampanye negatif tidak dapat dihindari dalam suatu kompetisi politik. Tetapi, fenomena kemunculan Ahok, kata dia, membuat aturan menjadi tidak jelas.
Persoalan agama, menurut Doli, muncul seiring dengan kehadiran Ahok. Dia membandingkan kondisi saat ini dengan zaman dulu yang lebih damai. "Bayangkan pemerintah kita berani melanggar undang-undang hanya karena Ahok. Perilaku masyarakat kita berubah. Sejak kapan masyarakat Indonesia begitu hebohnya sampai di media sosial menghina agama," tuturnya.
Tim sukses pasangan Ahok-Djarot, Emmy Hafild, membenarkan bahwa Ahok merupakan seorang perusak. Ahok, dia melanjutkan, merupakan perusak sistem koruptif, kolutif, dan nepotisme yang membuat pegawai DKI tak berorientasi pada pelayanan publik.
Menurut Emmy, kepemimpinan Ahok justru membangun sistem yang bersih, bebas, dan transparan. Sehingga pegawai pemerintah DKI saat ini lebih profesional dan melayani warga Jakarta. "Warga DKI tahu. Kami tidak perlu buktikan karena kalau mau buka izin perusahaan, online saja. Tidak pakai pungli," ujarnya.
FRISKI RIANA