TEMPO.CO, Jakarta - Tim sukses pasangan calon Gubernur-Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok-Djarot Saiful Hidayat dan tim sukses pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno terlibat adu mulut dalam acara diskusi siaran radio.
Tim sukses Ahok-Djarot yang diwakili Emmy Hafild mulai mendebat Mardani Ali Sera, yang mewakili kubu Anies-Sandi. Emmy bahkan menyebut Mardani sebagai musang berbulu ayam.
Ihwalnya, Mardani sedang menjelaskan tentang komitmen Anies-Sandi mengedepankan program ketimbang menggunakan isu suku agama, ras dan antargolongan (SARA). "Kami tim pemenangan bukan agama tapi ke mana-mana ok-oce," kata Mardani, di Warung Daun, Jakarta Pusat, Sabtu, 1 April 2017.
Menurut Mardani, pihaknya sudah melakukan upaya untuk menghindari isu tersebut. Misalnya, dia menyebutkan, Anies membuat surat terbuka mengenai isu adanya jenazah pendukung salah satu pasangan calon yang tidak disalati.
Baca: Begini Strategi PAN untuk Menangkan Anies-Sandi
Emmy kemudian menyangga ucapan Mardani. Dia menuding Anies tidak pernah secara terbuka mengatakan kepada pendukungnya untuk berhenti memainkan isu sara. "Pernah enggak?" kata Emmy.
Mardani pun membalas pertanyaan itu. Politikus Partai Keadilan Sejahtera itu mengingatkan bahwa Emmy bisa disomasi karena tudingannya itu. Ia juga menyebut sikap Emmy tidak bijak. Kemudian, Emmy kembali memotong pernyataan Mardani.
"Saya tahu persis perilaku PKS di RT saya," ucapnya. Belum selesai bicara, Mardani langsung bereaksi ketika partainya disebut-sebut. "Mbak Emmy, nanti saya catat namanya alamatnya (RT). Jangan nilai PKS dengan RT. Mbak Emmy enggak layak duduk di sini. Jakarta enggak sekecil RT. Kami ingin kontestasi gagasan," ujar Mardani.
Moderator diskusi, Pangeran Ahmad Nurdin, menengahi keduanya. Ia bertanya kepada Emmy mengapa pihaknya tidak melaporkan dugaan pelanggaran tersebut ke Bawaslu. Emmy mengatakan bahwa ada banyak yang sudah dilaporkan, salah satunya spanduk provokatif yang sebagian besar dilaporkan kubu Ahok-Djarot.
Baca: Tim Kampanye Anies-Sandiaga Terbentuk, Mardani Ali Jadi Apa?
Namun, terkait dugaan pelanggaran PKS, dia sudah lapor ke kelurahan setempat, tapi tidak melapor ke Bawaslu. "Panwaslu ada di laporan. Orangnya siapa yang enggak ada dianggap bukan laporan. Pak Ali ini musang berbulu ayam," kata Emmy.
Emmy menjelaskan, warga DKI memiliki banyak pilihan. Pertama, orang yang bicaranya lurus, tapi tidak memiliki agenda tersembunyi. Kedua, orang santun, mau bicara program tetapi di bawahnya banyak kegiatan melanggar undang-undang. "Kami punya catatan. Orangnya tidak ada, enggak kelihatan makanya ini musang berbulu ayam," ujarnya.
Mardani menyebut tuduhan itu tak berdasar. Dia meminta Emmy untuk belajar berdemokrasi. Ia juga menegaskan bahwa serangan kampanye hitam di media sosial lebih banyak ditujukan kepada Anies-Sandi. "Kami tidak pernah melakukan di medsos. Itu buzzer siapa?" kata Mardani.
FRISKI RIANA