TEMPO.CO, Jakarta - Pakar politik dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Gun Gun Heryanto, mengatakan dinasti politik Ratu Atut Chosiyah masih mempunyai pengaruh kuat di Banten. Basis politik yang sudah ditempa puluhan tahun oleh Atut dan keluarganya ini terbukti masih efektif bekerja memenangkan klan tersebut.
“Mereka hanya berganti figur. Namun jejaring pemenangannya yang bekerja hingga tingkat paling bawah masih orang yang sama,” kata Gun Gun, Rabu, 15 Februari 2017.
Baca juga: 7 Lembaga Survei Resmi Hitung Cepat Pilkada Banten
Hasil hitung cepat pemilihan Gubernur Banten, kemarin, menunjukkan pasangan Wahidin Halim dan Andika Hazrumy unggul tipis dibanding Rano Karno dan Embay Mulya Syarif. Hasil hitung cepat Indikator Politik Indonesia menyatakan Wahidin-Andika berada di angka 50,32 persen, sedangkan Rano-Syarif 49,68 persen. Adapun hitung cepat Indobarometer menunjukkan Wahidin menang dengan suara sebesar 50,6 persen dan 49,4 persen untuk Rano.
Gun Gun mengatakan hasil itu menunjukkan pengaruh dinasti politik tetap nyata. Padahal Rano Karno sebagai calon inkumben seharusnya mempunyai peluang sedikit lebih besar ketimbang Wahidin-Andika. “Tapi ternyata belum efektif. Kemungkinan karena karier politik Rano besar lewat Atut juga,” katanya.
Pada 2011, Rano digandeng Atut maju dalam pemilihan gubernur dengan usungan Partai Golkar dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. Kali ini, Rano diusung PDIP, Partai NasDem, dan Partai Persatuan Pembangunan.
Andika adalah anak sulung Atut Chosiyah. Sebelum maju sebagai wakil gubernur, pria 31 tahun ini menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat periode 2014-2019. Kerabat Andika saat ini juga memimpin sejumlah kabupaten dan kota di Banten, yakni Bupati Serang Ratu Tatu Chasanah, Wali Kota Serang Tubagus Haerul Jaman, Wali Kota Tangerang Selatan Airin Rachmi Diany, dan Wakil Bupati Pandeglang Tanto Warsono Arban.
Baca juga: Anak Ratu Atut Jadi Kandidat Paling Kaya di Pilkada Banten
Klan Atut berkuasa sejak awal 2000 di Banten. Sejak itu, 11 anggota keluarganya telah menjabat kepala daerah ataupun wakilnya. Puluhan orang lainnya, yang mempunyai tali kerabat, terpilih sebagai legislator atau bekerja sebagai pegawai negeri dan pejabat di dinas-dinas. Atut dan adiknya, Tubagus Chaeri Wardhana, menghuni penjara sejak 2013 akibat kasus suap dan korupsi.
Pengamat politik dari Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Gandung Ismanto, mengatakan hasil penghitungan Komisi Pemilihan Umum masih mungkin berpihak kepada Rano Karno. Perbedaan kemenangan yang kurang dari 1 persen dalam hitung cepat bisa berbalik dalam penghitungan KPU. “Masih berpeluang besar juga kalau dibawa sengketa ke Mahkamah Konstitusi,” katanya.
INDRI MAULIDAR