TEMPO.CO, Jakarta - Perhelatan pemilihan kepala daerah serentak 2017 yang berlangsung Rabu, 15 Februari 2017, dipantau sejumlah observer (pemantau) dari sepuluh negara. Para pemantau ini akan mengikuti seluruh tahapan pilkada.
"Ada sekitar seratus observer yang hari ini datang melihat seluruh proses pemilu, dari pencoblosan sampai perhitungan suara nanti," kata Ketua Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) Prof Jimly Assidiqie di Jakarta, Rabu. "Para observer ini datang karena dunia memiliki perhatian besar terhadap pemilu Indonesia."
Pada hari ini, DKI Jakarta merupakan salah satu daerah yang menggelar pilkada. Pilkada DKI diikuti tiga pasangan calon, yaitu Agus-Silvy, Basuki alias Ahok-Djarot, dan Anies-Sandi.
Menurut Jimly, para pemantau datang dari berbagai negara, di antaranya Amerika, Nepal, dan Maladewa (Maldives). Dia berujar, DKPP dan Komisi Pemilihan Umum telah mengadakan sosialisasi kepada para observer, sehingga mereka bisa memahami seluruh tahapan pilkada serentak 2017.
Jimly menuturkan perhatian dunia pada pemilu Indonesia bukanlah hal baru. Pemilu 1999, menurut dia, merupakan salah satu contoh yang paling disorot dunia. "Hampir semua pengamat luar negeri yakin Pemilu 1999 akan menjadi pemilu berdarah di Indonesia. Tapi ternyata enggak, kan?"
Jimly mengaku optimistis kelancaran pilkada serentak kali ini akan semakin membangun citra positif Indonesia di mata dunia. "Masyarakat sudah terlatih menghadapi berbagai macam perbedaan, terutama dalam pemilu," ujarnya.
FAJAR PEBRIANTO