TEMPO.CO, Jakarta - Calon gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok bercerita tentang adiknya dalam debat pilkada DKI Jakarta di Hotel Bidakara, Jakarta, Jumat, 10 Februari 2017.
Ahok membahas soal adiknya di saat dia menjelaskan tentang kekerasan di sekolah. Awalnya, calon gubernur lainnya, Anies Baswedan, bertanya kepada Ahok langkah apa yang dia janjikan agar kekerasan di sekolah menurun. Sebab, kata dia, 84 persen anak-anak pernah mengalami kekerasan di sekolah.
Ahok yang merupakan calon inkumben menjawab bahwa pihaknya sudah melakukan langkah untuk menangani kekerasan di sekolah. "Kalau anda lakukan kekerasan atau bullying, dikeluarkan (jika sekolah negeri)," katanya.
Menurut Ahok, angka anak sekolah berantem massal di Jakarta pun turun. Ahok pun mengatakan pemerintah tega melakukan hal itu demi kebaikan anak-anak itu.
"Adik perempuan saya, di kampung kelas 3 SD berantem massal. Pada zaman itu guru-guru dibiayai bapak saya," ujarnya. Dia mengatakan seorang guru yang kini masih hidup menghukum adiknya bersama teman sekelas tidak naik kelas setahun. Menurut Ahok, hukuman itu adalah contoh disiplin.
"Adik saya tidak naik kelas 1 tahun, akibatnya bisa sekolah di SMA Negeri 1 Budi Utomo (Jakarta), bisa kuliah di Universitas Indonesia, cumlaude di Melbourne," ujarnya.
Dia pun mengatakan di Jakarta, ada dua sanksi bagi anak sekolah yang membuat kekerasan, bullying, atau tawuran. "Pasti dikeluarkan atau tidak naik kelas," katanya. "Karena kita adalah orang tua semua warga DKI."
Anies berbeda pendapat. Menurut dia, murid dikeluarkan dari sekolah bukanlah solusi. "Mereka tetap anak kita, tidak dikeluarkan, justru lebih banyak dididik," katanya.
REZKI ALVIONITASARI