TEMPO.CO, Jakarta - Survei lembaga Indikator Politik Indonesia yang digelar pada 2-8 Februari 2017 masih menunjukkan keunggulan pasangan Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat, dibanding dua pasangan calon lainnya.
Survei itu dilakukan dengan metode tatap muka terhadap 621 responden yang tersebar di 230 kelurahan dan 621 rukun tetangga (RT) di DKI Jakarta.
Baca juga:
Survei Indikator Temukan Debat Jadi Penentu Ahok dan Anies
Agus-Sylvi Unggul, LSI: Belum Pasti Masuk Putaran Kedua
"Ada satu pola menarik di mana elektabilitas Ahok (Basuki) tertinggi, tapi secara statistik tak jauh berbeda dari Anies Baswedan yang dapat momentum," ujar Direktur Eksekutif Indikator Burhanuddin Muhtadi di Cikini, Jakarta Pusat, Jumat, 10 Februari 2017.
Dalam survei tersebut elektabilitas Ahok mencapai 39 persen. Angka itu meningkat dari survei serupa oleh Indikator pada Januari 2017. Saat itu, Ahok juga memegang posisi teratas dengan 38,2 persen.
Adapun elektabilitas pasangan calon nomor urut tiga, yaitu Anies Baswedan-Sandiaga Uno, meningkat drastis dari 23,8 persen pada Januari 2017 menjadi 35,4 persen.
"Di sini Anies mengalami peningkatan signifikan karena berhasil menggerus dukungan dari kubu Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni," kata Burhanuddin.
Survei Indikator menunjukkan penurunan tren dukungan pada kubu Agus. Angka elektabilitas Agus pada survei terbaru itu hanya 19,4 persen, berbeda dari hasil bulan lalu yang masih mencapai 23,6 persen.
Burhanuddin mengatakan pemilih di DKI Jakarta saat ini terbagi dalam dua kelompok, yakni pro Ahok dan anti-Ahok. Jumlah 55 persen kelompok anti-Ahok, menurut dia, terbagi lagi menjadi dua sisi, yakni pendukung Anies dan pendukung Agus.
Simak juga:
LSI Denny JA: Pemilih Golput Pilkada DKI di Atas 30 Persen
"Karenanya, saat November 2016 lalu Agus tertinggi dan Anies terendah. Saat Anies naik, justru Agus yang jadi terendah," tuturnya.
Burhanuddin menekan bahwa elektabilitas Ahok-Djarot sempat naik, tapi tak signifikan. "Karena pangsa pasar pendukung Ahok berbeda dengan pendukung Anies maupun Agus."
Dia berpendapat Agus akan kesulitan melaju ke putaran kedua pemilihan gubernur DKI 2017, bila tak mampu mengubah keadaan menjelang hari pencoblosan pada 15 Februari 2017.
YOHANES PASKALIS