TEMPO.CO, Jakarta - Kepolisian Daerah Metro Jaya masih melakukan identifikasi terhadap lokasi-lokasi yang rawan dalam pemilihan kepala daerah DKI Jakarta pada 15 Februari 2017 mendatang. Pemetaan dilakukan untuk menyiapkan antisipasi pengamanan saat hari pemungutan suara.
Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Raden Prabowo Argo Yuwono mengatakan Kepala Polres Metro di lima kota Jakarta dan Kepulauan Seribu masih melakukan pemetaan di wilayahnya masing-masing. “Kami menargetkan H-5 pemilihan, pemetaan lokasi yang dianggap rawan itu telah rampung,” kata dia, Selasa, 7 Februari 2017.
Baca : Kapolda : Ada Tiga Unjuk Rasa Menjelang Hari Pemilihan Gubernur DKI
Argo mencontohkan beberapa lokasi yang dianggap rawan adalah tempat pemungutan suara (TPS) yang terletak di samping rumah ibadah dan TPS di lokasi kandidat gubernur dan wakil gubernur mencoblos. Kepolisian akan menambah jumlah personel untuk mengamankan lokasi-lokasi yang dianggap rawan itu.
Polisi, kata Argo, juga akan berpatroli hingga ke beberapa TPS. “Kami juga akan menggunakan alat komunikasi, sehingga jika ada keributan di TPS bisa kami antisipasi,” kata dia. Namun, ia belum bisa merinci jumlah personel yang akan mengamankan pelaksanaan pemilihan gubernur itu.
Baca : Hitung Mundur Pilkada, Tjahjo : Stop Aksi 12-15 Februari
Sementara itu, di wilayah Jakarta Timur, Kepala Polres Metro Jakarta Timur Komisaris Besar M. Agung Budijono mengatakan titik rawan saat pemilihan gubernur Jakarta berada di Lembaga Pemasyarakatan. “Di sana perlu pengamanan khusus,” kata dia.
Agung akan mengerahkan sekitar 1.200 personel untuk mengamankan pemilihan di sekitar 3.000 TPS yang ada di Jakarta Timur. Jika jumlah personel itu dianggap kurang, Polda Metro Jaya akan melapisnya dengan personel tambahan.
GANGSAR PARIKESIT