TEMPO.CO, Jakarta - Komisioner Komisi Pemilihan Umum DKI Jakarta Dahlia Umar mengatakan pihaknya mengurangi jatah pendukung pasangan calon Gubernur DKI Jakarta yang berada di ruang debat. Pengurangan ini dilakukan agar para pasangan calon bisa lebih fokus memaparkan program-programnya.
"Kami ingin lebih tertib, dan para pendukung harus menunjukkan komitmennya untuk itu (tertib)," kata Dahlia kepada Tempo saat dihubungi, Kamis, 2 Februari 2017.
Baca: Ini Tema Debat Pilkada DKI yang Terakhir
Pada dua debat sebelumnya, kata Dahlia, jumlah pendukung yang diperbolehkan masuk ke ruang debat adalah 120 orang. Pada debat ketiga yang akan diselenggarakan pada 10 Februari 2017, jumlah pendukung yang diperbolehkan sekitar 100 orang.
Menurut Dahlia, pihaknya menilai selama ini para pendukung kurang tertib dalam mengikuti debat. Terlihat juga ada pembiaran dari tim pemenangan pasangan calon terkait dengan para pendukung itu. "Tidak boleh (dibiarkan), (tim paslon) harus bertanggung jawab," ujarnya. Dia meminta komitmen tim pemenangan untuk menjaga ketertiban.
Dari evaluasi yang sudah dilakukan pihak KPU, Dahlia mengatakan kali ini pihaknya akan fokus pada pengaturan alur debat. "Bagaimana visi-misi pasangan calon bisa digali maksimal," kata dia.
Salah satu cara untuk mengatur alur yang baik, menurut Dahlia, adalah dengan mengatur audience. Contohnya adalah bagaimana mengatur forum, agar forum bisa fokus pada isi debatnya dan tidak terganggu oleh audience. "Tak boleh ada suara-suara," ujarnya.
Adapun tema debat pilkada DKI Jakarta yang terakhir adalah tentang kependudukan dan peningkatan kualitas masyarakat Jakarta. Berbagai hal akan dibahas dalam debat terakhir itu, seperti isu-isu kependudukan, perlindungan anak, pemberdayaan perempuan, antinarkoba, dan kebijakan bagi penyandang disabilitas.
DIKO OKTARA