TEMPO.CO, Jakarta - Siapa tak kena Tina Talisa? Pada akhir 2000-an, namanya sempat berkibar sebagai presenter talkshow politik. Dia terkenal pintar menyajikan isu-isu politik yang berat menjadi ringan. Perempuan berambut panjang ini juga popular dengan senyumnya yang terus merekah sepanjang program.
Meski kini sudah undur diri dari dunia presenter pertelevisian, kiprah Tina di dunia layar kaca masih terus berlanjut. Salah satunya dia akan menjadi moderator dalam acara debat publik pemilihan kepala daerah DKI Jakarta II oleh Komisi Pemilihan Umum DKI pada Jumat, 27 Januari 2017.
Tina tak tampil sendiri. Dia akan ditemani Prof Eko Prasojo, mantan Wakil Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi periode 2011-2014, sebagai partnernya dalam memandu acara debat tersebut. Menurut Tina, sepanjang pengalamannya menjadi moderator dalam acara pemilihan kepala daerah di Indonesia, ini baru pertama kalinya moderator terdiri atas dua orang dengan latar belakang profesi yang berbeda.
“Ini bentuk penyegaran dari KPU DKI bahwa moderatornya ada dua orang,” kata Tina kepada Tempo pada Rabu malam, 25 Januari 2017, setelah menjadi moderator dalam acara rapat pimpinan Kepolisian RI di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian, Jakarta Selatan.
Tina sendiri tak mempermasalahkan perbedaan latar belakang itu. Justru dia mengaku senang karena bisa bertukar peran. “Hal ini menjadi penekanan saya, di mana kami berdua bisa berperan saling mengisi untuk menjadi moderator yang bisa memandu seoptimal mungkin, seadem mungkin, dan seberimbang mungkin,” ucap perempuan yang tengah hamil ini.
Nah, supaya di atas panggung debat mereka berdua terlihat kompak, ada beberapa strategi yang diterapkan Tina dan Eko. “Iya, ada pembagian peran, seperti waktu saya masih jadi penyiar radio. Kalau kita siaran berpasangan, itu adalah dua orang sendirian yang saling mengisi,” ujarnya.
Strategi berikutnya, kata Tina, adalah soal isi atau content. Mantan presenter ini menjelaskan, mereka berdua membahas lebih dalam soal visi-misi masing-masing pasangan calon, terutama yanng berkaitan dengan tema reformasi birokrasi serta penataan fasilitas publik dan kawasan perkotaan oleh panelis. Tugas moderator, tutur dia, sebenarnya adalah menyampaikan pertanyaan yang sudah dipersiapkan. “Sebetulnya debat itu urusan obyektif. Namun urusan subyek subyektifitasnya tinggi banget,” katanya.
Soal pertanyaan yang diajukan sendiri, perempuan yang menjadi tenaga pemasaran di sebuah media online ini mengaku juga diikutsertakan dalam perumusan pertanyaan yang akan diajukan kepada para pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI. Namun gagasan dan perumusan pertanyaan ini akan dimatangkan tim panelis. “Adalah tugas moderator untuk mempermanis pertanyaan itu dengan pemilihan kata yang tepat, supaya lebih tertangkap maksudnya,” katanya.
Mengenai sosol Eko, Tina sangat mengapresiasi pasangan moderatornya tersebut. Menurut dia, Eko memiliki kemampuan public speaking yang baik sebagai akademikus. Jadi tak ada masalah dengan kemampuan berkomunikasi. “Hanya tinggal memindahkannya ke depan kamera dan dibatasi durasi,” ujarnya.
Tina juga meminta doa restu semua warga DKI supaya bisa menjalankan amanah menjadi moderator acara debat publik ini. Menurut dia, warga DKI harus punya kesempatan lewat debat ini, sehingga mereka punya pilihan dan menggunakan suaranya utuk mencoblos pemimpin.
D.A. CANDRANINGRUM
Baca juga:
Kiat Bijakasana Pakai Media Sosial Setelah Putus Cinta
Yang Harus Dilakukan agar Terhindar dari Diabetes
6 Penyebab Wanita Sulit Hamil