TEMPO.CO, Jakarta - Panglima Tentara Nasional Indonesia Jenderal Gatot Nurmantyo memastikan TNI netral dalam Pemilihan Kepala Daerah 2017. Ini menanggapi keterlibatan TNI dalam membantu pihak kepolisian dalam mengamankan jalannya Pilkada 2017 di 101 daerah secara serentak.
Panglima menegaskan TNI hanya membantu pengamanan. Ia meminta bantuan media untuk memonitor personelnya yang terindikasi berpihak. “Tolong sampaikan namanya siapa, pangkatnya apa, tempatnya di mana, dan apa yang dilakukan, segera akan saya tindak,” kata Gatot di Cilodong, Kabupaten Bogor, Rabu 25 Januari 2017.
Baca juga:
Elektabilitas Ahok-Djarot Naik, Indikator: Tapi Belum Nyaman
Gatot memimpin apel komandan kesatuan 2017 yang diikuti 1.136 komandan satuan. Pelaksanaan pilkada menjadi salah satu sorotan TNI dalam membantu kepolisian dalam mengamankan jalannya pesta demokrasi tersebut. “Para komandan inilah yang di lapangan nanti, saya harus tegaskan benar agar tidak ada keraguan dalam menjalankan tugas,” kata dia.
Tak tanggung-tanggung, Gatot menjelaskan pihaknya mengerahkan intelijen, aparat teritorialnya, dari Bintara Pembina Desa (Babinsa), Komandan Rayon Militer (Koramil), dan Komando Distrik Militer (Dandim). Tujuannya, mendeteksi dini potensi konflik dalam pilkada. “TNI harus siap membantu sepenuhnya,” ujar Gatot.
Pada November 2016, TNI dan kepolisian pun menggelar apel bersama pengamanan pilkada. Kepala Kepolisian Jenderal Tito Karnavian mengatakan apel tersebut untuk menujukan TNI dan Polri adalah saudara kandung. Menurut dia, keduanya harus bersama-sama menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat.
ARKHELAUS W.
Simak:
Kasus Rizieq di Jabar, dari "Campur Racun" Hingga Kasus Tanah