TEMPO.CO, Jakarta - Calon Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok kembali menyerang gagasan bantuan langsung sementara yang dijanjikan pesaingnya Agus Harimurti Yudhoyono. Ahok bahkan menyinggung ayah Agus, Susilo Bambang Yudhoyono.
"Ibu kan langsung di lapangan. Ketemu orang-orang. Misal ada pasangan calon (mau) kasih Rp 5 juta setahun. Saya anggap itu benar, karena bapaknya kaya, bisa kasih gitu ya," kata Ahok kepada ibu-ibu yang hadir di acara Maulid Nabi Muhammad di Posko Relawan Nusantara, di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Minggu 15 Januari 2017.
Sebelumnya dalam debat calon gubernur DKI yang digelar Komisi Pemilihan Umum DKI Jakarta, Agus mengungkapkan programnya yang akan memberi bantuan langsung sementara sebesar Rp 5 juta untuk setiap keluarga miskin dan bantuan pemberdayaa masyarakat RPp 1 miliar untuk tiap Rukun Warga (RW).
Dalam debat itu Ahok juga tak setuju dengan ide bantuan langsung sementara yang digagas pasangan Agus-Sylviana Murni itu. Ahok beralasan program semacam itu dulu terbukti gagal. Salah satunya adalah pembagian beras untuk rakyat miskin yang tak tepat sasaran.
Baca: Cek Fakta, Rencana BLT bagi Keluarga Miskin Versi Agus-Sylvi
"Kita kalau bagi beras raskin saja kadang yang miskin kebagian gak tuh yang miskin? Enggak! Jadi namanya bagi duit belum tentu sampai. Apalagi kalau disumbat," ujar Ahok.
Untuk itu, kata Ahok, dirinya menghapus program beras miskin namun mengalihkan dalam bentuk nominal uang lewat Kartu Jakarta Pintar (KJP). Dengan begitu, Ahok menuturkan masyarakat tidak harus membayar beras Rp 1.600, melainkan membayar penuh harga beras dengan menggunakan KJP.
"Saya bilang sama Pak Jokowi mending itu mentahnya saja dikirim tapi bukan dalam bentuk uang tapi kartu, pakai KJP. Jadi bisa dibeli beras apa aja," ujar Ahok disambut tepuk tangan.
Tak sampai di situ, Ahok menuturkan jumlah bantuan yang dijanjikan sebesar Rp 5 juta tersebut tidak sebanding dengan apa yang telah ia berikan. Pasalnya, kata Ahok, dirinya telah memberikan bantuan minimal sebesar Rp 600 ribu kepada setiap siswa yang membuatuhkan.
Menurut Ahok, jika dikalkulasi seluruh bantuan KJP maka totalnya mencapai Rp 7,2 juta per siswa. Angka tersebut bertambah jika anak-anak tersebut masuk perguruan tinggi bisa mencapai Rp 18 juta per tahun. "Berarti Rp 5 juta kalah dong. Itu satu anak, kalau dua anak?
"Jadi saya juga bingung. Dengar Rp 5 juta langsung mau pindah (pilihan) dari saya. Terus isunya seolah-olah Ahok ini anti orang miskin. Benci orang miskin," kata Ahok.
LARISSA HUDA