TEMPO.CO, Jakarta - Bukan sekali-dua kali kita melihat Ira Koesno berucap dengan nada yang tinggi saat memandu debat Pilkada DKI di Birawa Ballroom, Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, pada Jumat 13 Januari 2017. Suara perempuan bernama lengkap Dwi Noviratri Koesno ini kerap meninggi ketika mengingatkan para pendukung pasangan calon kepala daerah agar tetap tenang dan mematuhi aturan waktu.
“Ada yang bertanya, kenapa sih Ira, kok kelihatan seperti orang berteriak? Karena di ruangan itu riuh sekali sehingga saya menaikkan tone saya,” kata Ira Koesno kepada Tempo, Sabtu 14 Januari 2017. “Buat saya, mestinya ada pitch control (mengendalikan intonasi) yang turun.”
Sebagai pemandu jalannya debat, Ira Koesno harus memastikan semua konten tersampaikan kepada masyarakat dalam waktu singkat. Selain itu, tak boleh ada jeda dalam debat dan menjaga acara tetap menarik untuk disaksikan. “Perhatikan alurnya dan dari sisi waktu harus dijalani dengan ketat,” ujar Ira Koesno.
Baca:
Ira Koesno Jawab Meme tentang Dirinya di Debat Pilkada DKI
Begini Persiapan Ira Koesno Sebelum Pandu Debat Pilkada DKI
Ira Koesno bersyukur karena memiliki tim kerja yang andal. “Saya merasa beruntung semua orang mendukung dan melakukan tugasnya masing-masing,” katanya. Dari pihak televisi penyelenggara, Ira Koesno mengatakan, mereka menjalin koordinasi yang baik sebelum dan selama acara berlangsung.
Belum lagi para perias yang berhasil membuat penampilan Ira Koesno bikin netizen gagal fokus. “Make up artist-nya dari in house net.tv. Mereka juga harus dapat kredit itu,” katanya. Terkait pemilihan busana, Ira Koesno juga mendapat berbagai masukan, misalnya tidak mengenakan pakaian yang dari sisi bentuk dan warna identik dengan simbol dari salah satu pasangan calon kepala daerah, serta memperhatikan background panggung.
Kerja sama dengan pihak Komisi Pemilihan Umum Jakarta dan empat panelis, menurut Ira Koesno, juga berlangsung lancar. Mereka membebaskan Ira Koesno membuat pertanyaan dengan gayanya sendiri asalkan tetap mengacu pada isu yang telah ditentukan, yakni pembangunan sosial-ekonomi. “Mungkin karena mereka merasa saya mantan jurnalis,” ujarnya.
RINI K
Baca:
Jadi Moderator Debat, Ini yang Berkesan buat Ira Koesno