TEMPO.CO, Jakarta - Calon Gubernur DKI Jakarta nomor urut 2, Basuki Tjahaja Purnama, menjanjikan bioskop-bioskop kecil di Jakarta untuk memutar film-film nasional. Hal ini disampaikan Ahok dalam acara Kumpul Masyarakat Kreatif, Digital, dan Perfilman di Energy Building SCBD, Sabtu, 14 Januari 2017.
"Bicara soal perfilman kreatif, kami mempunyai cita-cita Kota Tua dan IKJ (Institut Kesenian Jakarta) itu punya bioskop-bioskop kecil untuk memutar film indie," kata Ahok di depan audiens. Dia menyebut setidaknya akan dibuat 20 bioskop kecil bagi mereka yang ingin menonton film.
Baca: Ingin Jakarta Jadi Kota Film, Aktor ini Dukung Ahok
Uji coba bioskop seperti itu, kata Ahok, pernah dilaksanakan di Balai Kota saat ia masih menjadi Gubernur DKI Jakarta aktif. Tiap hari Sabtu dan Ahad, film nasional diputar di sana dalam rangkaian Wisata Balai Kota.
Hal itu, menurut dia, bisa merangsang gairah perfilman di Jakarta. Tak hanya dalam menikmati, tapi juga dalam membuat film. "Ini harus didorong anak-anak sekolah untuk nonton supaya orang mau produksi," kata Ahok.
Adapun terkait dengan lahan, Ahok mengatakan akan berkomunikasi dengan Perusahaan Film Negara (PFN), apakah pemerintah bisa membangun pusat perfilman lengkap dengan working place dan bioskop. "Nanti pakai APBD DKI, pakai tanah mereka sehingga orang mau datang ke Jakarta," katanya.
Ahok menilai kerja sama dengan PFN juga bisa membantu warga Jakarta meningkatkan semangat memproduksi film. Dengan mempermudah akses ke peralatan produksi film, Ahok yakin, di masa mendatang, Jakarta bisa menjadi pusat pembuatan film.
Selain itu, Ahok mengatakan, kaum kreatif dan penggiat film Jakarta memberi usulan kepada pemerintah untuk membeli rumah-rumah tua di Jakarta, seperti di Kebayoran Baru dan Menteng. "Itu bisa jadi tempat muter-muter film pendek sebetulnya. Saya udah tawarkan ke Dewan Kesenian Jakarta, tapi dari dunia perfilman kelihatannya juga tidak mudah," katanya.
Karena itu, lewat PFN, Ahok mengharapkan ada dana khusus bagi film-film indie. "Apa kami sediakan Rp 2-3 miliar setahun, paling Rp 50 juta juga cukup untuk bikin film kayak gitu," kata mantan Bupati Belitung Timur itu.
EGI ADYATAMA