TEMPO.CO, Jakarta - Calon Gubernur DKI Jakarta inkumben, Basuki Tjahaja Purnama, mengaku senang dengan pelaksanaan debat calon kepala daerah DKI yang diselenggarakan Komisi Pemilihan Umum DKI Jakarta di Hotel Bidakara, Jakarta, Jumat, 13 Januari 2017.
“Kami senang ada debat. Kalau ada orang yang mau jadi gubernur, pasti kan dia mengoreksi kesalahan-kesalahan kami, lalu dia akan mengajukan program yang lebih baik daripada kami,” ucap Ahok seusai debat.
Baca: Debat Pilkada DKI, Anies: Jawaban Bu Sylvi Tidak Nyambung
Meski senang melakoni debat bersama dua lawan politiknya, Ahok melihat ada kekurangan dalam pelaksanaannya. Menurut dia, para lawan politiknya tidak mengoreksi kekurangan program yang sudah ia jalankan, tapi hanya membangun opini.
Ahok mencontohkan pernyataan salah satu pasangan calon yang mengatakan tidak ada yang mau naik Transjakarta. Padahal, ujar Ahok, kenaikan penumpang Transjakarta sebesar 32 persen per tahun.
Selain itu, Ahok menilai salah satu opini yang dibentuk adalah seolah-olah dia tidak prorakyat miskin dan mendukung orang kaya. Padahal, menurut Ahok, programnya bersama Djarot sudah banyak membantu orang miskin melalui program Kartu Jakarta Pintar.
Dana KJP dalam programnya, tutur Ahok, malah lebih besar ketimbang yang ditawarkan lawan politiknya. “Kami ini proorang miskin, tapi kami juga bertindak atas nama keadilan. Kami juga tidak merampok orang kaya. Makanya kami bantu dengan baik," ucap Ahok.
Baca juga: DEBAT PILKADA DKI: 3 Pasangan Calon Tak Singgung Urbanisasi
Ahok berharap debat selanjutnya lebih bermutu. Debat kedua dan ketiga rencananya diselenggarakan pada 27 Januari dan 10 Februari 2017. Ia juga mengharapkan para lawannya mengkritisinya sebagai calon kepala daerah inkumben.
Sebabnya, Ahok merasa masih memiliki banyak kekurangan dan keterlambatan dalam melaksanakan kebijakan. “Kami lakukan ini kan bukan untuk bersaing. Kami sama-sama berlomba supaya orang Jakarta lebih sejahtera, modern, dan unggul. Itu kan tujuan kami,” ujar Ahok.
FRISKI RIANA