TEMPO.CO, Pidie Jaya - Komisi Independen Pemilihan (KIP) Kabupaten Pidie Jaya menyatakan dampak yang ditimbulkan pascagempa melanda Pidie Jaya, Provinsi Aceh, 7 Desember lalu, tidak mengganggu tahapan pemilihan kepala daerah.
Hal itu disampaikan Ketua KIP Pidie Jaya Musman di kantornya, Rabu malam, 28 Desember 2016, saat menerima kunjungan tim KIP Aceh bersama anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional, dan KPU pusat.
Kunjungan para pejabat pusat itu bertujuan memantau kesiapan pilkada di wilayah yang baru saja dilanda gempa. “Seluruh penyelenggara di lapangan siap melaksanakan pilkada, jadi tidak ada alasan terganggu ataupun ditunda,” kata Musman.
Ketua KIP Aceh Ridwan Hadi mengatakan telah mengunjungi Pidie Jaya untuk memantau kesiapan pilkada. Dia menyimpulkan tidak ada gangguan yang berarti terhadap pelaksanaan pesta demokrasi di wilayah tersebut.
Pekan lalu, KIP Aceh juga telah mengirimkan alat peraga kampanye ke Pidie Jaya untuk dipasang di desa-desa. “Dan alat peraga itu saya lihat telah dipasang dengan baik,” tuturnya.
Anggota Komisi II DPR Arteria Dahlan berujar kedatangannya ke Pidie Jaya adalah mendengarkan apa saja kendala yang dihadapi penyelenggara pilkada setempat. “Saya memberikan apresiasi kepada KIP Pidie Jaya dan jajarannya yang terus semangat menyukseskan pilkada kendati baru dilanda musibah,” ujar Arteria.
Arteria ikut melihat kantor KIP Pidie Jaya yang retak-retak akibat gempa 6,5 skala Richter. Dia juga menanyakan sejumlah kesiapan lain di tingkat kecamatan dalam diskusi yang juga diikuti panitia pemilihan kecamatan.
Pada Pilkada Serentak 2017, Pidie Jaya hanya melaksanakan pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh. Adapun pilkada untuk Pidie Jaya sendiri pada 2018. Kabupaten tersebut membawahi delapan kecamatan, 222 gampong, dan 270 TPS. Total terdapat 106.577 pemilih.
ADI WARSIDI