TEMPO.CO, Jakarta – Calon Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mengatakan pernah bermimpi suatu saat siapa pun yang ingin menjadi pejabat harus melakukan pembuktian harta terbalik. Selain itu, ia ingin seluruh jenis transaksi yang dilakukan di Indonesia harus nontunai. Hal itu ia kemukakan lantaran ia ingin memberangus masalah korupsi di negeri ini.
Ahok mengatakan dirinya mencetuskan ide bukan atas dasar pemikiran spontan. Menurut dia, ide tersebut telah ia perjuangkan sejak masih menjabat Bupati Belitung Timur hingga menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat RI.
Ahok menuturkan, nantinya, kalau ada orang yang tidak mau membuktikan hartanya secara terbalik, dia tidak boleh jadi pejabat. “Makanya banyak orang yang mau tebang saya (dari jabatan),” ujar Ahok di Rumah Lembang, Menteng Jakarta Pusat, Rabu, 21 Desember 2016.
Ahok menilai salah satu cara untuk menjegalnya adalah dengan menjebloskan dirinya ke penjara. Bahkan, Ahok menuturkan, dirinya telah bisa membaca ke mana arah lawan politiknya untuk terus menjatuhkan dirinya. “Saya sudah tebak perjalanan ini ke mana,” tuturnya.
Meski begitu, Ahok mengatakan dirinya tidak akan gentar memberantas korupsi. Bahkan dia mengatakan tidak takut jika harus dipenjara. Menurut dia, penjara tidak akan bisa memberhentikan langkahnya untuk menelurkan ide bagi Indonesia.
”Semua bisa penjarakan Ahok, tetapi enggak ada yang bisa penjarakan ide saya. Semua sudah saya tulis. Kalian enggak bisa rem saya,” tutur Ahok.
Untuk itu, Ahok meminta seluruh pendukungnya menggunakan hak pilihnya untuk datang ke tempat pemilihan suara pada 15 Februari nanti. Sambil berkelakar Ahok meminta pemilih tidak tengok kanan atau kiri saat membuka surat suara.
”Bapak, Ibu, jangan liburan dulu, lho. Datangi TPS sesuai dengan KTP. Kalau bisa foto dan buat video pendek sampai selesai sehingga, kalau ada kecurangan, kami ada bukti,” ujar Ahok.
LARISSA HUDA