TEMPO.CO, Yogyakarta - Dua calon Wakil Wali Kota Yogyakarta Achmad Fadli dan Heroe Poerwadi tampil dalam satu forum diskusi dan berdebat menjawab pertanyaan krisis air karena masifnya pembangunan hotel dan persoalan perempuan.
Mereka berbicara dalam diskusi publik Beranda Perempuan bertajuk Menguji Perspektif Perempuan Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Yogyakarta 2017. Diskusi ini digelar oleh Divisi Gender Aliansi Jurnalis Independen Yogyakarta, Yayasan Satunama, dan Balairung Universitas Gadjah Mada Yogyakarta di Gelanggang Mahasiswa UGM Yogyakarta, Selasa, 6 Desember 2016.
Achmad Fadli, calon Wakil Wali Kota Yogyakarta yang berpasangan dengan calon Wali Kota Imam Priyono, mengatakan Yogyakarta menjadi lokomotif pendidikan dan pariwisata. Banyaknya orang yang datang ke Yogyakarta untuk berlibur membuat Yogyakarta perlu menyiapkan tempat untuk menginap. “Tetapi rupanya bangunan hotel tidak memperhitungkan lingkungan sehingga membuat air umur menjadi berkurang,” kata dia.
Menurut dia, banyaknya bangunan hotel yang menjulang juga menghalangi warga Yogyakarta mendapatkan cahaya matahari yang utuh karena terhalang gedung-gedung itu. Selain itu, hotel yang bertebaran di Yogyakarta juga tidak menggambarkan kekhasan Yogyakarta.
Achmad Fadli punya solusi untuk persoalan itu. Bila ia terpilih, maka ia dan Imam Priyono akan memberi kemudahan aturan bagi masyarakat yang hendak membangun penginapan atau homestay berbentuk joglo dan limasan. “Supaya orang bisa masuk ke kampung-kampung dan industri lokal akan mendunia. Tidak kekurangan air,” kata dia.
Heroe Poerwadi, Calon Wakil Wali Kota Yogyakarta pasangan Calon Wali Kota Haryadi, mengatakan persoalan air tidak hanya terjadi di Kota Yogyakarta, melainkan di Jawa. Dia mengutip pakar yang memahami persoalan ketersediaan air yang menyatakan Jawa akan kesulitan air 50 tahun lagi karena terlalu padat penduduk. “Air jadi problem Jawa dan itu sudah disampaikan 15 tahun lalu oleh pakar,” kata Heroe.
Dia punya solusi untuk mengatasi krisis air, yakni dengan memperbanyak sumur resapan. Kota Yogyakarta, kata dia sejak puluhan tahun yang lalu telah mensyaratkan pembuatan sumur resapan pada setiap bangunan. Hal itu menurutnya ada dalam izin mendirikan bangunan.
Ia mengatakan untuk menghasilkan air yang melimpah perlu konservasi. Caranya dengan membuat sumur resapan lebih banyak agar mengikat air hujan. Selain itu, ia menawarkan ruang terbuka hijau.
Ihwal maraknya pembangunan hotel, Heroe mengatakan yang terlibat langsung dalam proses perizinan hotel adalah pemerintahan kepemimpinan Haryadi dan Imam Priyono yang sebelumnya menjabat sebagai Wali Kota dan Wakil Wali Kota Yogyakarta. Achmad Fadli saat itu juga menjabat Asisten Pemerintahan. “Pak Fadli adalah Asisten Pemerintahan yang tahu perizinan termasuk bangunan,” kata Heroe.
Tapi, Achmad Fadli menepis tuduhan Heroe. Menurut Achmad Fadli sebagai pegawai pemerintahan ia hanya menjalankan perintah dari Wali Kota Yogyakarta yang saat itu menjabat, yakni Haryadi Suyuti. “Asisten tidak punya wewenang ambil keputusan. Baca lagi dong struktur pemerintahan,” kata Achmad Fadli.
SHINTA MAHARANI