TEMPO.CO, Jakarta - Kedatangan calon Wakil Gubernur DKI Jakarta inkumben, Djarot Saiful Hidayat, disambut dengan nada sumbang oleh seorang pemuda di RW 011, Kelurahan Cawang, Jakarta Timur, pada Kamis siang, 1 Desember 2016. "Allahu Akbar. Tolak penista agama!" kata Ridho, warga Cawang itu.
Pria berpeci putih itu terus menyerukan sampai Djarot melewati sebuah pos yang sedang dia tempati. Ridho tidak bergerak dari posisi duduknya. Dia hanya menatap Djarot sambil terus bersorak. Adapun Djarot tampak tak terprovokasi. "Permisi ya, permisi," ucap Djarot.
Baca:
Buya Syafii Maarif: 400 Tahun untuk Ahok
Ahok Akan Disidang, Ini 3 Alasan Dia Akan Lolos
Ini Dia 4 Indikasi Makar Demo Akbar
Para relawan meminta Djarot dan warga Cawang yang mengikuti blusukan terus berjalan dan tidak menghiraukan sorakan Ridho. Tapi tiba-tiba saja ada salah satu dari pendukung Djarot yang tersulut amarah dan hendak mendatangi Ridho. Relawan dan polisi berhasil mencegah orang itu untuk menyerang Ridho, sehingga kekisruhan tidak berlanjut.
Baca Juga:
Kasus Al Maidah 51: 6 Alasan Ahok Tak Akan Dipenjara
Demokrasi Kerumunan oleh Poltak Partogi Nainggolan
Saat ditanyai, Ridho mengaku menolak kedatangan Djarot ke wilayahnya. Menurut Ridho, dia bebas menyuarakan pendapatnya itu terhadap Djarot, yang merupakan pasangan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, yang tengah bermasalah dengan kasus dugaan penistaan agama.
"Saya juga melihat ini, Bapak Ahok. Saya sebagai warga muslim tidak rela secara syariat saya. Dan pendapat saya dilindungi konstitusi," tuturnya.
Djarot pun melanjutkan blusukannya. Tak ada penolakan lanjut dari warga Cawang. Mereka bahkan terus menyuarakan yel-yel sebagai bentuk dukungannya terhadap calon urut nomor dua itu. Djarot juga tetap tersenyum dan melayani permintaan foto dari sejumlah kelompok ibu-ibu yang terus membuntutinya.
FRISKI RIANA
Baca:
Pilkada: Membangun Demokrasi, Jadinya Oligarki oleh Sulardi
Islam di Lanskap Politik Jakarta oleh Faisal Kamandobat
Ketika Subsidi Listrik Dicabut oleh Tulus Abadi