TEMPO.CO, Jakarta - Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat, melihat adanya isu dihidupkannya kembali wacana pemberian bantuan langsung tunai (BLT) kepada masyarakat, selama turun dan berkampanye di wilayah permukiman padat penduduk.
"Dikasih lagi angin surga BLT," kata Djarot dalam acara pelatihan komunikasi dan kampanye pemenangan pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017, di NAM Center Hotel, Kemayoran, Jakarta Pusat, Sabtu, 26 November 2016.
Untuk menjawab isu tersebut, Djarot memilih untuk menyerahkannya kepada Ongen Sangaji dan Prasetyo Edi Marsudi, tim pemenangannya yang juga merupakan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DKI Jakarta.
Djarot menyampaikan bahwa pihaknya harus melupakan program BLT, yang dapat membuat masyarakat kehilangan martabat dan moral. "Pasangan Basuki-Djarot tidak akan mendidik masyarakat seperti pengemis," ujarnya.
Bantuan tunai itu, kata Djarot, termasuk bantuan Rp 1 miliar untuk setiap rukun warga, yang selama ini dijanjikan salah satu pasangan calon pesaingnya. Djarot berujar, jika program tersebut diwujudkan, dia khawatir bagaimana bentuk pertanggungjawabannya agar tidak disalahgunakan.
Isu mengenai adanya BLT sebelumnya dihidupkan kembali oleh pasangan calon urut nomor satu, Agus Harimurti Yudhoyono dan Sylviana Murni. Mengadopsi program kerja Susilo Bambang Yudhoyono saat menjadi presiden, Agus mengaku bantuan kali ini bersifat sementara.
Program itu akan memberi setiap warga miskin Rp 400 ribu per bulan atau Rp 5 juta per tahun, untuk mendongkrak pendapatan ekonomi kelas bawah. Bantuan itu diberikan bagi sedikitnya 388 ribu warga Jakarta yang masih tercatat miskin.
Agus juga berencana mengalokasikan Rp 1 miliar kepada setiap RW untuk program pemberdayaan komunitas. Ia membantah bila program itu disebut-sebut sebagai program bagi-bagi uang. Alasannya, Agus menilai setiap RW di Jakarta lebih paham akan kondisi lingkungan dan permasalahan masing-masing wilayahnya. Sehingga, pemberian Rp 1 miliar bisa menjadi solusi buat permasalahan mereka.
Supaya tidak diselewengkan, putra sulung SBY itu berjanji akan membentuk sistem dan mekanisme yang transparan dan akuntabel, sehingga dana tersebut dapat dikelola, serta hasilnya bisa optimal dan dapat dipertanggungjawabkan.
Baca:
Disebut Ahok Bongkar APBD, Ini Jawaban Soni Sumarsono
Kasus Ahmad Dhani, Polisi Ancam Bawa Paksa Saksi
Buntet Pesantren Tak Dukung Demo 212, Kiai Adib: Ahok Kecil
FRISKI RIANA