TEMPO.CO, Pontianak – Kepolisian Daerah Kalimantan Barat menahan dua pelaku perusakan kantor KPU Singkawang dan pelaku perusakan rumah makan.
Aksi perusakan itu sebagai ungkapan kekecewaan pasangan calon Walikota Singkawang, dinyatakan tidak lolos verifikasi.
“Dua pelaku tersebut sudah ditahan di Polda Kalbar. Namun, kami meminta pula kepada pasangan Moses Ahie-Amir Fatah untuk menahan diri dan berkomunikasi dengan para pendukungnya agar tidak melakukan hal-hal yang merugikan pihak lain,” ungkap Kepala Polda Kalimantan Barat Irjen Pol Musyafak.
Dia mengatakan, saat ini Polda Kalbar telah menurunkan 700 personel Polri dan dibantu oleh 400 personel TNI untuk mengamankan Kota Singkawang. Jumlah tersebut terdiri dari 300 personel Brimob Kalbar, serta 400 personel dari Polres Singkawang dan Polda Kalbar.
Tidak menutup kemungkinan, tersangka akan bertambah. Musyafak mengatakan, pihaknya telah menemui Moses Ahie, agar dapat berkoordinasi dengan para pendukungnya dan menerima keputusan KPU Singkawang dengan besar hati. Jika tidak puas, kata dia, ada mekanisme yang dapat ditempuh untuk mengajukan keberatan.
Terkait bom molotov di Vihara Budi Dharma Singkawang, Kepolisian Daerah Kalimantan Barat telah mendapat dukungan dari Mabes Polri untuk mengusut pelakunya. Detasemen Khusus 88 yang akan membantu penyidikan kasus ini, dengan peralatan dan sumber daya yang mumpuni.
ASEANTY PAHLEVI