TEMPO.CO, Jakarta - Elektabilitas pasangan calon Gubernur-Wakil Gubernur DKI inkumben, Jakarta Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat, terus merosot. Berdasarkan hasil sigi yang dirilis lembaga survei Indikator Politik Indonesia, elektabilitas Ahok-Djarot hanya sebesar 26,2 persen atau di posisi kedua.
Pasangan Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni berada di posisi teratas dengan 30,4 persen. Sedangkan pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno berada di posisi buncit dengan 24,5 persen.
Direktur Eksekutif Indikator Politik Burhanuddin Muhtadi mengatakan dukungan terhadap Ahok dalam lima bulan terakhir menurun drastis. “Turunnya mencapai 18,6 persen,” ujarnya di Cikini, Jakarta, Kamis, 24 November 2016.
Indikator Politik melansir hasil survei yang bertajuk “Kinerja Petahana dan Efek SARA dalam Pilkada DKI Jakarta”. Survei itu digelar 15-22 November 2016 dan menggunakan metode wawancara terhadap 798 responden secara tatap muka. Hasil survei dengan tingkat kesalahan sekitar 3,6 persen itu didanai secara swadaya (kas internal).
Burhanuddin menjelaskan, merosotnya tingkat elektabilitas Ahok karena menurunnya tingkat kesukaan masyarakat terhadap Gubernur DKI nonaktif itu. Dalam lima bulan, tingkat kesukaan responden terhadap Ahok menurun sekitar 20 persen. “Tingkat kesukaan terhadap Ahok paling rendah,” katanya.
Meski elektabilitas Ahok merosot, ucap Burhanuddin, peluangnya memenangi pemilihan kepala daerah Jakarta masih terbuka. Penyebabnya, Ahok masih memiliki waktu sekitar dua setengah bulan untuk kampanye dan meningkatkan elektabilitasnya. “Baik Ahok maupun Anies masih memiliki kesempatan untuk rebound (naik kembali),” ujarnya.
GANGSAR PARIKESIT