TEMPO.CO, Jakarta - Junaedi, warga sekaligus tokoh masyarakat Pulau Tidung, Kepulauan Seribu, mengaku menjadi salah satu peserta aksi damai yang sebelumnya berlangsung pada 4 Desember 2016.
"Saya ke Istana Merdeka, meminta supaya orang Islam yang memimpin Jakarta," kata Juanedi, di Gedung Serbaguna Pulau Tidung, Kepulauan Seribu, Senin, 21 November 2016.
Junaedi mengatakan, dalam tuntutannya, ia mengharapkan seorang pemimpin muslim menjadi Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022.
Dia juga meminta hukuman bagi orang yang menghujat agama yang diduga dilakukan oleh Basuki Tjahaja Purnama, gubernur saat ini yang tengah menjalani masa kampanye.
Menurut Junaedi, perkataan Basuki atau Ahok yang mengutip Surat Al-Maidah ayat 51 ketika kunjungan ke Kepulauan Seribu beberapa waktu lalu, membuatnya tersinggung. "Dengan kata-kata jangan mau dibohong-bohongi, berarti Al-Quran disangka berbohong. Yang kami tangkap seperti itu, jangan mau dibohong-bohongi Al-Maidah. Berarti Al-Maidah itu bohong?" tuturnya.
Karena itu, pria berpakaian gamis panjang berwarna abu-abu itu pun mengharapkan agar Anies Baswedan bisa menggantikan Ahok untuk memimpin Jakarta. Sebabnya, dia menilai sosok Anies sebagai orang Islam yang taat. "Sama-sama orang Islam pasti kami dukung," kata dia.
Junaedi juga bersyukur atas kedatangan Anies yang berkampanye di Kepulauan Seribu. Menurut dia, jarang sekali ada calon gubernur yang mau datang mensosialisasikan programnya, karena jumlah penduduk di sana sedikit. Sementara, kata dia, Anies tidak memandang hal itu dan malah berniat untuk membangun kepulauan.
Sehingga, dalam kunjungan Anies ke Pulau Tidung, Juanedi pun mendoakan agar calon urut nomor tiga itu bisa menang dan terpilih.
"Ya Allah jadiman Pak Anies gubernur yang memikirkan rakyat kecil. Kabulkan doa kami. Berikan kekuatan padanya untuk bisa menjadi gubernur yang kami cintai," ucapnya.
FRISKI RIANA