TEMPO.CO, Jakarta - Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Masinton Pasaribu, mengatakan partainya telah mengetahui tokoh yang menggerakkan massa untuk menolak kampanye calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta inkumben, Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat.
"Sejak awal, kami sudah tahu siapa yang menggerakkannya," kata Masinton di kantor Dewan Pimpinan Daerah PDIP DKI Jakarta, Jalan Tebet Raya, Minggu, 20 November 2016. Namun Masinton tidak mau menyebutkannya. "Kami sudah tahu yang memobilisasi siapa. Datanya sudah lengkap. Kami juga sudah sampaikan ke Bawaslu (Badan Pengawas Pemilu) dan kepolisian," ujarnya.
Saat ditanya apa sikap PDIP terhadap penolakan blusukan Ahok-Djarot, dia menjawab, "Kami tidak akan pernah mengganggu kegiatan kampanye dan sosialisasi calon lain, dan kami minta juga pasangan lain jangan mengganggu jadwal kegiatan kampanye pasangan calon Pak Ahok dan Pak Djarot."
Ketika berkampanye di suatu wilayah, beberapa kali Ahok dan Djarot dihadang sekelompok orang. Ahok ditolak karena dituduh menistakan agama Islam. Terakhir, pada 10 November 2016, jadwal blusukan Ahok ke Kedoya, Jakarta Barat, batal. Puluhan orang yang mengatasnamakan warga Kedoya Utara menolak kedatangan Ahok.
Kejadian tersebut bukan yang pertama. Ahok juga pernah ditolak warga di Lenteng Agung dan Rawa Belong. Pasangan Ahok di pilkada, Djarot Saiful Hidayatj, juga beberapa kali didemo. Kegiatan mereka pun akhirnya lebih banyak dihabiskan di Rumah Lembang, Menteng, posko tim pemenangan Ahok-Djarot.
REZKI ALVIONITASARI