TEMPO.CO, Jakarta - Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat, mendapat pengawalan ketat dari aparat kepolisian saat blusukan ke Kelurahan Pejagalan, Penjaringan, Jakarta Utara, Kamis, 3 November 2016. "Kita turunkan 33 Brimob dan 15 anggota Polsek," ujar Kapolsek Penjaringan Komisaris Bismo.
Bismo menjelaskan, pengamanan yang cukup ketat dilakukan untuk memastikan keamanan dari calon gubernur atau calon wakil gubernur yang berkampanye. Standar operasional prosedur (SOP) berlaku terhadap semua calon yang blusukan ke Penjaringan. "Ini wujud tindakan terhadap antisipasi keamanan. Jangan sampai polisi telat mengantisipasi, jika sudah kejadian baru gerak," ujarnya.
Saat blusukan di Penjagalan, Djarot menuturkan, ia sangat mengapresiasi pihak kepolisian yang datang untuk mengawal saat blusukan. "Saya terima kasih sekali kepada bapak-bapak polisi sudah mau nemenin kami yang lagi blusukan." ujarnya.
Dalam pemberitaan Tempo pada Rabu, 2 November 2016, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok menyayangkan kerusuhan yang terjadi saat ia tengah blusukan dan menyapa warga Sukabumi Utara, Kebun Jeruk, Jakarta Barat. Akibat kerusuhan tersebut, Ahok tidak melanjutkan rencananya meninjau Sungai Sekretaris, Jakarta barat. "Saya kira ini mencederai demokrasi kita, padahal masyarakat semua terima, kok. Masyarakat penduduk asli terima (saya), kok," ujar Ahok di Kantor Kepolisian Sektor Kebun Jeruk, Rabu, 2 November 2016. Ahok yakin masyarakat yang menolaknya bukan penduduk asli Rawabelong.
ALAN KUSUMA