TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama hari ini, Rabu, 26 Oktober 2016, meladeni tamu lebih banyak daripada biasanya. Sebagian besar dari tamu yang hadir pagi ini ke Balai Kota Jakarta hanya sekadar meminta berfoto bersama Ahok. Padahal biasanya setiap hari Balai Kota dipenuhi orang-orang yang ingin menyampaikan keluhan terhadap kinerja anak buahnya.
Kali ini Ahok menerapkan aturan khusus bagi orang yang ingin berfoto dengannya di Balai Kota. Mereka dilarang berpose sambil menunjukkan dua jari. Padahal, bagi sebagian orang, berpose dengan menunjukkan dua jari adalah hal lumrah.
"Belum boleh, Pak," kata Ahok sambil menampik salah satu tangan pengunjung yang tengah berpose dengan mengacungkan dua jari, Rabu, 26 Februari 2016.
Larangan itu bukan tanpa sebab. Calon Gubernur DKI inkumben ini mendapatkan nomor urut dua dalam pengundian nomor urut pasangan calon dalam pemilihan kepala daerah DKI Jakarta 2017 di JIExpo Jakarta, Selasa malam, 25 Oktober 2016.
Ahok khawatir, jika berfoto bersama pengunjung dengan pose menunjukkan dua jari, dia dianggap mencuri start kampanye. Adapun kampanye baru dimulai dari 28 Oktober 2015 sampai 11 Februari 2017.
Salah satu pengunjung, Megawati, 50 tahun, memaklumi larangan itu, meskipun lambang dua jari, menurut perempuan itu, bukan simbol kampanye nomor urut dua. "Padahal lambang dua jari itu kan artinya 'V', victory," ucap Megawati.
Megawati datang ke Balai Kota untuk menemani suaminya, Budi, bertemu dengan Ahok. Dengan berpakaian batik rapi, ia ikut berbaris di antara kerumunan orang yang juga ingin berfoto. Karena ada larangan itu, Megawati dan Budi memilih ikut aturan yang disampaikan protokoler.
"Lebih baik kami cari aman, kan. Sebab, nanti image orang beda-beda kalau lihat kami berfoto pakai dua jari," ujar wanita yang tinggal di Kelapa Gading ini. Ia berharap nantinya Ahok bisa melanjutkan masa kerjanya dengan kembali terpilih menjadi Gubernur DKI.
LARISSA HUDA