TEMPO.CO, Surabaya - Sejumlah warga Surabaya menanggapi PDIP yang sedang menimbang untuk mendaftarkan wali kota terpilih mereka, Tri Rismaharini, di pemilihan Gubernur DKI Jakarta pada 2017 mendatang. Ada yang rela dengan alasan agar warga ibu kota bisa merasakan pemerintahan Risma, tapi sebagian besar menyatakan tidak setuju.
"Harus tuntas di Surabaya," kata Mohamad Afandi, 38, seorang wiraswastawan, Minggu 10 Januari 2016. Dia yang telah memberikan suaranya dalam pemilihan Desembe lalu tidak menghendaki Risma 'diboyong' ke Jakarta.
Seorang petugas kebersihan yang ditemui di Taman Bungkul, Munardi (58), juga tidak setuju Risma didaftarkan di pemilihan gubernur di Jakarta. Munardi terkesan dengan prestasi Kota Surabaya yang tak pernah absen menerima Piala Adipura.
Para petugas kebersihannya juga disebutkannya dihargai. "Sejak Bu Risma ada, gaji kami mengikuti upah minimum. Ngga yakin kalo bukan Bu Risma," katanya.
Penilaian senada disampaikan tiga warga lainnya dengan profesi beragam, diantaranya dosen. Pada intinya mereka memuji kepemimpinan dan buah tangan Risma di Surabaya yang dinilai telah menjadikan kota itu lebih nyaman.
Mereka juga mengingatkan kalau Risma mendapat amanah lewat kemenangan mutlak dalam pilkada lalu. "Ojo tinggal gelanggang colong pelayu," kata seorang diantaranya.
Mohammad Sidi, seorang juru parkir berusia 32 tahun termasuk diantara sedikit yang tak keberatan 'ditinggalkan' Risma. Bagi Sidi, Risma adalah pemimpin yang peduli rakyat kecil. Itu sebabnya dia mengaku telah memilih Risma dalam pemilihan Desember lalu.
Namun, Sidi menyatakan setuju Risma diusung ke Jakarta. "Biar orang Jakarta merasakan pemerintahan Risma," ujar Sidi.
Keinginan PDIP untuk mendaftarkan Risma dalam pemilihan gubernur di Jakarta diungkap Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto, Kamis 7 Januari 2015. Menurutnya, Risma merupakan kader sekaligus kepala daerah yang terbilang sukses.
Keterpilihannya diperiode kedua dalam memimpin Surabaya merupakan modal awal yang bisa memuluskan jalannya berkompetisi dalam perebutan kursi Gubernur DKI tahun depan. Pesaingnya diantaranya adalah inkumben Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Hasto yakin sosok Risma bisa memberikan wana baru untuk menjawab polemik masalah yang terus menghantui perjalanan ibu kota. Khususnya terkait problem banjir, sistem transportasi dan penataan kawasan kumuh. "Jakarta memerlukan sentuhan yang lebih manusiawi dan pemimpin yang memahami rakyat," ujarnya.
SITI JIHAN