TEMPO.CO, Bulukumba - Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Bulukumba memperkirakan tingkat partisipasi pemilih pada pemilihan kepala daerah serentak, Rabu, 9 Desember 2015, melenceng dari target Komisi Pemilihan Umum sebesar 80 persen. Berdasarkan catatan Kesbangpol, jumlah pemegang hak suara yang datang ke tempat pemungutan suara hanya 209.248 ribu.
Dalam daftar pemilih tetap, KPU mencatat jumlah pemilih sebanyak 365.990. “Kalau dihitung-hitung, partisipasi pemilih hanya 57,17 persen,” kata Kepala Seksi Sosial Politik Kantor Kesbangpol Andi Mappatunru di kantornya, Kamis, 10 Desember 2015.
Jumlah partisipasi di Bulukumba beda tipis dengan data KPU saat menggelar pilkada pada 2010. Saat itu, KPU mencatat, partisipasi pemilih pada putaran pertama sebanyak 216 ribu lebih. Adapun di putaran kedua, jumlahnya menurun menjadi 209.637. Sedangkan pemilih yang tidak memberikan hak suara sebanyak 110.511.
Komisioner Panitia Pengawas Pemilu Bulukumba, Amdo Radde, membenarkan partisipasi masyarakat pada pilkada Bulukumba 2015 sangat rendah. Penilaian Panwaslu itu berdasarkan data pemilih yang datang ke TPS pada hari pemungutan suara. "Kalau dihitung suara sah dengan suara tidak sah, partisipasi pemilih pada pilkada hanya 59 persen," ucapnya.
Menurut Ambo, rendahnya partisipasi karena berbagai hal. Salah satu yang paling berpengaruh kemungkinan adalah tidak tersalurkannya undangan pemilih atau surat C6 hingga menjelang pemungutan suara. Sebelumnya diberitakan, Panwaslu pada Selasa malam lalu menemukan sekitar 60 ribu lebih surat yang tidak tersalurkan. Adapun pada Rabu kemarin, jumlahnya meningkat menjadi 90 ribu lebih.
Ketua KPU Bulukumba Azikin Patedduri juga membenarkan angka partisipasi pemilih pada pilkada Bulukumba sangat rendah. Namun rendahnya partisipasi pemilih, tutur dia, tidak sepenuhnya menjadi tanggung jawab KPU Bulukumba.
Menurut Azikin, tingkat partisipasi juga dipengaruhi data jumlah penduduk yang dibuat Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil yang menjadi dasar bagi KPU Bulukumba menetapkan DPT. "Saya memperkirakan jumlah data penduduk tidak sesuai dengan yang sebenarnya," katanya.
AAN PRANATA