TEMPO.CO, Blitar - Pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Blitar, Samanhudi Anwar dan Santoso, mengklaim meraih kemenangan tertinggi dalam sejarah pemilihan kepala daerah di Indonesia. Hasil hitung cepat pasangan yang diusung delapan koalisi partai ini mencatat perolehan suara 92,27 persen atas lawannya, pasangan calon independen Muhsin–Dwi Sumardianto.
Santoso mengatakan, perolehan suara dalam pilkada hari ini, Rabu, 9 Desember 2015, nyaris mencapai target yang dipatok sebesar 98 persen. Jika target itu terealisasi, keduanya berencana mencatatkan angka tersebut ke Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai pemenang pilkada dengan jumlah dukungan tertinggi.
“Meski tak mencapai target, perolehan kami tetap tertinggi di Indonesia,” kata Santoso kepada Tempo di Kantor DPC PDIP Kota Blitar, Rabu, 9 Desember 2015.
Kemenangan ini, menurut Santoso, bahkan telah melebihi perolehan suara Presiden Joko Widodo saat memenangkan pemilihan Wali Kota Solo dengan 91 persen suara. Dia menilainya sebagai sebuah kebanggaan sebagai calon pemimpin Kota Blitar yang mendapat legitimasi politik dari masyarakat secara penuh.
“Kami tak mengobral janji, tapi fakta keberhasilan memimpin Blitar selama lima tahun,” katanya.
Dia juga membanggakan sehatnya pelaksanaan pilkada di Kota Blitar yang diikuti dua pasangan calon saja. Selain Samanhudi Anwar–Santoso yang didukung PDIP, Gerindra, Demokrat, Golkar, Hanura, NasDem, PKS, dan PAN, pilkada ini juga diikuti pasangan Muhsin–Dwi Sumardianto melalui jalur independen. Sejak kampanye dimulai hingga pencoblosan, nyaris tak ada riak politik ataupun atmosfer perseteruan di antara dua kandidat tersebut.
Namun kondisi itu justru sempat menimbulkan dugaan jika pasangan Muhsin–Dwi Sumardianto tak lebih merupakan calon boneka. Apalagi dalam wawancara dengan Tempo beberapa waktu lalu, Muhsin mengaku mencalonkan diri atas dorongan bisikan gaib. Sementara itu, dalam kesehariannya Muhsin tinggal berdekatan dengan Samanhudi dan kerap tepergok jalan bersama selama proses pilkada.
Namun hal itu dibantah Santoso yang menegaskan tak pernah meremehkan lawannya. Bahkan dia juga tak menduga perolehan suara Muhsin merangkak dari prediksi 2 persen menjadi 7 persen. “Ini menunjukkan ada dukungan riil di masyarakat,” kata Santoso.
Sementara itu, ketua tim pemenangan PDIP Siswadi Riyanto mengatakan, hasil hitung cepat menunjukkan selisih perolehan suara yang jauh. Kemenangan Samanhudi ini tercatat di hampir seluruh TPS di Kota Blitar secara merata. “Suara kami mutlak dan tersebar,” katanya.
HARI TRI WASONO