TEMPO.CO, Medan - Calon Wali Kota Medan Ramadhan Pohan hari ini tidak ikut memilih dalam pemilihan kepala daerah Kota Medan. Sebab, identitasnya masih tercatat sebagai warga Jakarta. Menurut Syafrudin Pohan, abang kandung Ramadhan Pohan yang dijumpai Tempo di lokasi tim pemenangan Ramadhan di Jalan Gajahmada, Medan, mengatakan Ramadhan tidak bisa memilih karena birokrasi yang rumit.
“Sejak sekitar Juli kemarin Ramadhan selalu di Medan. Pernah dia coba mengurus perpindahan KTP ke Medan agar bisa memilih di sini. Tapi, karena birokrasi (pengurusan KTP) yang rumit, dia tidak jadi mengurus surat pindahnya itu,” ujar Syafrudin kepada Tempo, Rabu, 9 Desember 2015.
Menurut Syafrudin, pada hari pencoblosan ini, Ramadhan hanya berkeliling seputar Kota Medan sambil memantau pelaksanaan pilkada yang sedang berlangsung. “Sudah beberapa hari ini dia puasa untuk menenangkan diri menghadapi pilkada,” katanya.
Persoalan Ramadhan yang tak memiliki KTP Medan pun sempat ramai. Ada kampanye negatif tentang isu tolak wali kota impor yang menerjang Ramadhan karena dianggap bukan warga Medan.
Syafrudin dan keluarga besar Ramadhan Pohan sangat tidak suka dengan wacana tersebut. “Apa salahnya kalau cari makan di Jakarta?” tutur Syafrudin menirukan ucapan sang adik di depan keluarga besarnya.
Baca Juga:
Syafrudin dan keluarganya yakin Ramadhan berniat baik untuk memajukan Kota Medan. “Kami yakin dengan adik kami itu karena kami tahu sifat dia,” ia menambahkan.
Mereka juga yakin bahwa Ramadhan Pohan akan memenangi pilkada kali ini. Terkait dengan berapa persennya, Syafrudin yang juga dosen di Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara ini tidak berani berkomentar. Pilkada Kota Medan sendiri diikuti dua pasangan calon, yaitu Dzulmi Eldin-Akhyar Nasution dengan nomor urut 1 sebagai inkumben, dan Ramadhan Pohan-Eddi Kusuma dengan nomor urut 2 sebagai penantang.
SALOMON PANDIA