TEMPO.CO, Surakarta - DPD Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Solo menyatakan diri akan abstain dalam Pilkada Solo beberapa hari ke depan. Mereka menyebut sikap itu diambil berdasarkan beberapa pertimbangan, termasuk sikap para kader di akar rumput.
Pilkada Solo diikuti oleh dua pasang calon, yaitu Gibran Rakabuming Raka-Teguh Prakosa serta pasangan Bagyo Wahyono-FX Suparjo. Pasangan Gibran-Teguh didukung oleh hampir semua partai politik selain PKS. Sedangkan Bagyo-Suparjo maju melalui jalur perseorangan.
“Sebenarnya kami ingin menyampaikan sikap ini pada awal November lalu,” kata Ketua DPD PKS Solo Abdul Ghofar Ismail, Jum’at 4 Desember 2020. Hanya saja, pihaknya merasa perlu untuk menunda pernyataan sikapnya hingga awal Desember ini. “Menunggu selesainya Musyawarah Nasional kemarin,” katanya.
Sikap abstain dalam pilkada itu menurutnya diambil berdasarkan beberapa pertimbangan. “Kami telah melakukan jajak pendapat di internal kader,” katanya. Dari jajak pendapat tersebut, Ghofar menyebut seluruh kader menginginkan abstain dalam pilkada.
Selama dua bulan terakhir mereka juga melakukan safari silaturahmi dengan tokoh masyarakat yang dianggap cukup dekat dengan PKS. “Mayoritas tokoh yang kami temui menyatakan akan abstain dalam pilkada,” katanya.
Selain itu, divisi Penelitian dan Pengembangan DPD PKS Solo juga telah melakukan survey kepada masyarakat yang digelar pada 27 Oktober hingga 7 November. Menurut Ghofar, tidak sedikit responden yang memilih abstain dalam pilkada besok. “Bahkan pemilih abstain ada di setiap partai politik,” katanya.
Hasil survei serta serap aspirasi tersebut menurutnya telah dilaporkan kepada pengurus di tingkat pusat maupun provinsi. “Kami pun diarahkan untuk abstain dalam pilkada 2020 ini,” katanya. Pihaknya yakin sikap itu akan didukung oleh para kader dan simpatisan.
Menurutnya, sikap abstain yang diambil oleh masyarakat tersebut memiliki berbagai alasan. “Yang paling utama adalah kekecewaan dengan dinamika demokrasi di Kota Solo menjelang pilkada,” katanya. Hanya saja, dia enggan menyebutnya secara terperinci. “Semua juga sudah tahu,” katanya.
Meski demikian, pihaknya mengajak para kader dan masyarakat untuk tetap menjaga kondisifitas pilkada 2020 dan saling menghormai pilihan warga yang dilindungi konstitusi. “Hindari intimidasi pemilih serta politik uang,” katanya.
AHMAD RAFIQ