TEMPO.CO, Jakarta - Sekelompok massa pendukung calon tunggal di Pilkada Makassar Munafri Arifudidin terlibat bentrok dengan sekelompok massa lainnya dari organisasi masyarakat kepemudaan di Jalan Seroja, Kecamatan Mariso, Kota Makassar, Ahad malam 1 Juli 2018. Akibatnya seorang jurnalis Metro TV Faizal Wahab terkena lemparan batu.
Faizal terluka di bagian dahi sebelah kiri dan harus mendapat lima jahitan. "Pas mau pulang langsung kena batu tidak tahu siapa yang lempar," kata Yasir, Jurnalis Online yang mengantarnya pulang, Senin dinihari 2 Juli 2018.
Baca juga: Makassar, KPU Diduga Manipulasi Data Calon Tunggal
Faizal saat itu tengah meliput penghitungan suara di tingkat Kecamatan Mariso. Situasi memanas lantaran ada dugaan manipulasi form C1. Setelah mendapat perawatan dan lukanya dijahit, Faizal kini berada di rumahnya.
Kepala Kepolisian Sektor Mariso Komisaris Ahmad Yulias mengatakan keributan yang terjadi itu hanya kesalahpahaman saja. Apalagi ada anggota Brimob yang jaga di sekitar lokasi. "Bukan masalah besar," katanya.
Yulias mengaku tak mengetahui persis kondisi di lokasi rekapitulasi lantaran dirinya juga dilarang masuk. "Massa menduga ada yang masuk area rekapitulasi, padahal hanya di luar saja. Saya saja tidak berani masuk," ujarnya.
Budiawan, ketua PPK Mariso mengatakan awalnya staf sekretariat PPK menyampaikan hasil rekapitulasi di luar, tapi ada saksi keberatan. "Hitungan suara kita lanjutkan hari ini (Senin 2 Juli)," ucapnya.
Baca juga: Kotak Kosong Menangi Pilkada Makassar, Perludem: Tamparan Keras bagi Partai Politik
Badaruddin Orpi, saksi dari pasangan Munafri-Andi Rachmatika mengungkapkan dirinya mendapat informasi jika ada masyarakat yang mendukung kotak kosong masuk hingga di depan lokasi bergejolak massa nomor urut 1.
"Saya saksi dari Appi-Cicu yang diamanahkan, dan ada bukti videonya," tuturnya.
Dalam hitung cepat Pilkada Makassar sebelumnya, calon tunggal Munafri Arifuddin yang berpasangan dengan Andi Rachmatika Dewi atau Appi-Cicu kalah dari kotak kosong. Adapun Munafri kaget dengan hasil tersebut. "Kenapa bisa begitu banyak kolom kosong," ujar dia kepada Tempo, Rabu 27 Juni 2018.