TEMPO.CO, Kediri - Kekalahan pasangan calon Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf (Gus Ipul) dan Puti Guntur Soekarno tak mengejutkan kiai Nahdlatul Ulama. Meski menerima hasil itu, namun para kiai memberi catatan khusus kepada Soekarwo.
Pengasuh Pondok Pesantren Al Amin Ngasinan Kediri, Kiai Anwar Iskandar mengatakan kekalahan Gus Ipul menurut penghitungan cepat (quick count) tak begitu mengejutkan. Sebab, pasangan Ipul – Puti harus menghadapi kekuatan yang begitu besar di belakang Khofifah Indar Parawansa – Emil Elestianto Dardak. “Tidak perlu saya sebutkan siapa mereka, tapi yang jelas negara ikut bermain,” kata Kiai Anwar kepada Tempo, Jumat 29 Juni 2018.
Baca: Kalah Quick Count dari Khofifah, Gus Ipul Menutup Pintu Rumah
Dia mencontohkan, penyalahgunaan program keluarga harapan (PKH) yang berada di bawah Kementerian Sosial untuk menyokong Khofifah sudah menjadi rahasia umum di Jawa Timur. Alasan Khofifah yang telah mundur dari Kementerian Sosial tak bisa menggugurkan kecurigaan kiai, mengingat penggantinya adalah kader dari partai pengusung.
Namun, yang jauh lebih penting dari konspirasi itu, Kiai Anwar menyebut adanya sikap tidak kesatria dan komitmen dari Gubernur Jawa Timur Soekarwo dalam pemilihan ini. Menurut Kiai Anwar, Soekarwo pernah bersumpah dan bersaksi di depan para kiai untuk mendukung Gus Ipul menjadi calon gubernur periode 2018 – 2023. Sumpah yang tertulis di atas materei itu disampaikan Soekarwo saat meminta dukungan para kiai NU dalam pemilihan gubernur tahun 2013 lalu.
Baca: Pengamat: Jabatan Inkumben Tak Pengaruhi Elektabilitas Gus Ipul
“Bagaimana seorang pemimpin yang berjanji di depan para ulama, menyuarakan tentang kejujuran, moral, dan revolusi mental. Kita semua tahu siapa dia, surat perjanjiannya juga beredar luas,” kata Kiai Anwar.
Menurut dia, hal itu akan menjadi catatan khusus para kiai NU dan tidak akan pernah dihapus dari sejarah. Meski menuai kekalahan, Kiai Anwar masih berbangga karena sampai hari ini para kiai pendukung Gus Ipul tetap bersatu dan kompak. Para kiai tetap berpegang teguh pada prinsip untuk tidak melakukan cara-cara kotor dalam proses politik.
Hingga saat ini, para kiai masih menunggu hasil penghitungan manual oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU). Karena itu, Kiai Anwar menolak menanggapi rumusan konsep rekonsiliasi dengan Khofifah Indar Parawansa sebelum mantan Menteri Sosial itu ditetapkan sebagai pemenang oleh KPU. “Saya tidak mau berandai-andai, sampai sekarang pemimpin Jawa Timur masih Karwo dan Ipul,” katanya.
Baca: Muhaimin Ancam Pecat Ketua DPC Jika Gus Ipul dan Ida Kalah Pilgub
Kiai Anwar Iskandar adalah penggerak utama tim pemenangan Gus Ipul di kalangan pesantren. Dia pula yang menggalang konsolidasi para kiai untuk memperjuangkan Ipul mendapatkan rekom PKB. Beberapa kali kegiatan kampanye Ipul juga dilakukan di Pondok Pesantren Al Amin Ngasinan Kediri.