TEMPO.CO, Bandung -Sebanyak 27 difabel dari 205 pemilih di Panti Sosial Bina Ntra Wyata Guna, Jalan Pajajaran, Kota Bandung memberikan suaranya pada pemilihan kepala daerah atau Pilkada Jawa Barat. Mereka berharap suaranya bisa memunculkan pemimpin provinsi Jawa Barat yang semakin peduli pada difabel.
"Total yang nyoblos ada 93 pemilih, dan sebanyak 27 orang di antaranya merupakan disabilitas netra," kata petugas TPS 05, Lulu kepada Tempo di sela kesibukannya bekerja, Rabu, 27 Juni 2018.
Partisipasi difabel netra di TPS 05 terbilang kurang. Sebanyak 103 dari 205 orang yang masuk ke dalam daftar pemilih tetap berlatar belakang difabel netra. Sementara hingga pukul 13.00 WIB, pemilih yang mencoblos baru sebanyak 93 orang.
Pemilih disabilitas yang datang menuju TPS 05 tidak hanya berasal dari Kota Bandung saja. Di antara mereka berasal dari luar kota. "Kalau yang dari luar syaratnya harus pakai formulir C5. Kalau tidak ada formulir C5, kami tolak karena memang prosedurnya seperti itu," kata Lulu.
Seorang pemilih, Muhammad Soleh, 37 tahun, mengatakan, memilih karena berharap pemerintah daerah nantinya meningkatkan kepeduliannya kepada para penyandang disabilitas netra. “Siapa saja nanti yang terpilih harus bisa mewadahi dan peduli terhadap disabilitas,” kata Soleh. “Itu harapan saya, makanya saya nyoblos."
Lulu mengatakan, pilkada kali ini memang lebih memudahkan para difabel netra. Format alat bantu surat suara bagi para difabel netra dibantu menggunakan sistem templet menyerupai amplop.
Surat suara nantinya dimasukkan ke dalam templet amplop yang sudah dilengkapi tulisan braille dan kotak yang sudah dilubangi. Ketika surat suara dimasukkan ke dalam templet itu, pemilih hanya tinggal mencoblos ke lubang yang tersedia.
"Kalau yang sebelumnya enggak pakai sistem amplop, kalau sekarang di double. Sudah seperti amplop terbuka sistemnya, jadi pemilih bisa dengan mudah menentukan pilihannya," katanya.
AMINUDDIN A.S.