TEMPO.CO, BEKASI - Calon Gubernur Jawa Barat nomor urut 4, Deddy Mizwar, meminta masyarakat tak terpengaruh dengan hitung cepat atau quick count dari lembaga survei yang tidak kredibel. Sebab, lembaga semacam ini, kata dia, bisa menimbulkan kegaduhan kegaduhan dalam pelaksanaan pemilihan kepala daerah, termasuk pilkada Jawa Barat.
Baca: PDIP Akui Sulit Menang di Jawa
Deddy mencontohkan, dalam pelaksanaan pemilihan presiden pada 2014, ada sejumlah lembaga survei berbeda quick count. Ia menduga hal tersebut terjadi karena petugas survei tidak disebar merata. "Penyebarannya harus proporsional. Pilpres saja luar biasa itu perbedaannya," kata Deddy Mizwar.
Dia menengarai penyebaran petugas survei dari lembaga survei yang tidak proporsional sengaja untuk menciptakan opini di masyarakat, sehingga menimbulkan keresahan.
Baca juga: Pilkada Jawa Timur Menjadi Rujukan Negara Lain
Deddy Mizwar mengatakan seharusnya lembaga survei bekerja secara intelektual dan memiliki integritas. "Kalau kaum intelektual tidak memiliki integritas, mau jadi apa negeri ini, menciptakan keresahan masyarakat, enggak bagus," ujarnya.
Namun Deddy Mizwar masih mempercayai lembaga survei yang melakukan quick count di pilkada Jawa Barat. “Menurut keyakinan saya, kami sudah menang karena survei saya juga benar," tuturnya.
Pantau hasil hitung cepat Tempo bersama dengan LSI Denny JA, Indo Barometer, dan Charta Politika di sini.