TEMPO.CO, Surabaya - Gubernur Jawa Timur, Soekarwo mengatakan pemilihan kepala daerah atau Pilkada Jawa Timur menjadi ajang pembelajaran Komisi Pemilihan Umum atau KPU negara lain. Tercatat ada 24 KPU dari luar negeri plus 150 orang peserta melakukan yang mengawasi Pilkada Jawa Timur.
“Saya merasa bersyukur, karena hal tersebut yang menjadi indikator kedewasaan politik di Jawa Timur,” kata Pakde Karwo, sapaan Soekarwo, setalah mencoblos di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 22 di dekat rumahnya, blok S Kertajaya Indah Timur, Rabu, 27 Juni 2018.
Simak: Masyarakat Diminta Lapor Jika Ada Anggota TNI Tidak Netral dalam Pilkada
Menurut dia, masyarakat Jawa Timur memiliki tradisi berpolitik yang lebih dewasa. “Hal tersebut sesuai dengan kualitas sumber daya manusia yang meningkat juga,” kata dia. Alasan lain, Soekarwo melihat masyarakat Jawa Timur lebih menerima perbedaan.
Baca Juga: Pilkada Serentak, Polisi Sebut Lima Daerah Rawan
Sejauh ini, Pakde Karwo mengatakan tingkat keamanan pelaksanaan Pilkada Jawa Timur sangat kondusif. Tidak hanya polisi, ada beberapa daerah yang juga dijaga oleh TNI. Sebanyak 12 ribu TNI yang dikerahkan atas permintaaan polisi.
Pantau hasil hitung cepat Tempo bersama LSI Denny JA, Indo Barometer, dan Charta Politika di sini
Soekarwo juga meminta masyarakat tidak gaduh setelah hitung cepat Pilkada Jawa Timur muncul. Kepastian hasil pemungutan suara dapat dilihat pada tanggal 3 Juli 2018 untuk mengetahui perhitungan yang sebenarnya. “Jika terjadi perbedaan atau sengketa dalam pelaksanaan, harap selesaikan secara hukum,” kata dia.
CANDRIKA RADITA PUTRI