TEMPO.CO, Bandung - Tim pemenangan pasangan Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum atau pasangan Rindu untuk pilkada Jawa Barat melaporkan sejumlah kasus penyebaran lembaran berisi berita palsu (leaflet hoax) ke kepolisian. "Kami akan melaporkan segera kasus penyebaran leaflet hoax yang mengarah pada Ridwan Kamil ke kepolisian, Bawaslu (Badan Pengawas Pemilu), dan KPUD (Komisi Pemilihan Umum Daerah)," kata ketua tim pemenangan, Saan Mustopa, pada Ahad malam, 24 Juni 2018.
Dalam keterangan tertulisnya, Saan menyatakan kekecewaannya. Menurut dia, demokrasi yang tengah dijalani rakyat Jawa Barat saat ini dinodai tindakan yang mengarah pada penyerangan terhadap lawan politik. "Salah satunya adalah penyebaran leaflet yang menyerang pribadi Ridwan Kamil," ujarnya.
Baca: Sebab Ridwan Kamil Ungguli Deddy Mizwar meski Kalah Populer
Serangan kabar palsu atau hoax tidak hanya menimpa pasangan Rindu, tapi juga menyerang pasangan calon kepala daerah Jawa Barat yang lain. Ia mencatat pasangan Sudrajat-Ahmad Syaikhu (Asyik) juga menjadi sasaran pemberitaan bohong.
Sejumlah leaflet yang dilaporkan itu di antaranya berisi isu lesbian, gay, biseksual, transgender (LGBT). Selebaran itu tergeletak di bangku taman di depan pom bensin di Jalan Dago, Ahad, 24 Juni 2018. Lokasi itu dekat arena car free day di kawasan tersebut. Tim kemudian datang mencari leaflet tersebut. Leaflet dikumpulkan untuk data pelaporan kepada pihak berwajib.
Menurut Saan, leaflet yang disebar itu merupakan isu lama yang didaur ulang. "Kami minta Bawaslu untuk segera menertibkan itu dan mencari pihak-pihak mana yang harus bertanggung jawab dan menindak pelakunya sesuai peraturan pemilu," ucap Ketua Dewan Pimpinan Partai NasDem Jawa Barat itu.
Baca: Survei Indo Barometer: Ridwan Kamil-Uu Masih Unggul di Jawa Barat
Dengan serangan yang terjadi pada hari tenang ini, Saan mengimbau semua relawan, partai pendukung, dan simpatisan Ridwan tidak terpancing dan terprovokasi untuk melakukan tindakan yang sama. Dia mengimbau pendukung Rindu memperkuat konsolidasi dan mempersiapkan saksi-saksi di tempat pemungutan suara untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya kecurangan pada hari pencoblosan, 27 Juni mendatang.
Sementara itu, Ketua Tim Media Sudrajat dan Syaikhu untuk pilkada Jawa Barat, Ronny Kusuma, membantah foto sebuah mobil berpelat merah yang digunakan pendukung untuk berkampanye. Foto itu tersebar di media sosial. "Itu enggak benar," tuturnya. Menurut dia, tim pemenangan tidak akan melanggar aturan pelibatan aparatur sipil dan aset pemerintah saat berkampanye.