TEMPO.CO, Jakarta - Tiga lembaga survei, yakni Indo Barometer, Lingkaran Survei Kebijakan Publik-Lingkaran Survei Indonesia (LSKP-LSI), dan Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), menyatakan pasangan Ganjar Pranowo-Taj Yasin unggul dalam pemilihan Gubernur Jawa Tengah 2018. Klaim tersebut merupakan hasil survei yang telah dilakukan ketiga lembaga tersebut.
“Pasangan Ganjar Pranowo-Taj Yasin Maimoen unggul telak di Jawa Tengah,” kata Direktur SMRC Sirojudin Abbas saat memaparkan hasil Survei Arah Dukungan Pemilih di Pilkada Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur di Menteng, Jakarta Pusat, Jumat, 22 Juni 2018.
Baca: Sudirman Said Gadaikan Rumah untuk Biayai Saksi Pilkada
Dari survei yang dilakukan SMRC pada 23-30 Mei 2018, pasangan Ganjar Pranowo-Taj Yasin memperoleh dukungan 70,1 persen responden, sedangkan pasangan Sudirman Said-Ida Fauziyah hanya didukung 22,6 persen responden.
Selain itu, lembaga survei Indo Barometer mengeluarkan hasil survei yang menyatakan pasangan Ganjar Pranowo-Taj Yasin jauh mengungguli pasangan Sudirman Said-Ida Fauziyah, dengan angka 67,3 persen.
Baca Juga:
Menurut Direktur Indo Barometer M. Qodari, dengan elektabilitas Ganjar Pranowo-Taj Yasin yang hampir mencapai 70 persen dan tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja Ganjar Pranowo sebagai inkumben sebesar 70,1 persen, sulit bagi Sudirman Said-Ida untuk menyusul.
Namun, di balik keunggulan telak pasangan Ganjar Pranowo-Taj Yasin, lembaga LSKP-LSI merilis survei yang menyatakan elektabilitas Ganjar Pranowo dan rivalnya sama-sama meningkat mulai April hingga Juni saat ini.
Direktur LSKP-LSI Sunarto Ciptoharjono menjelaskan, dalam survei LSI Denny JA, elektabilitas Ganjar Pranowo pada April sebesar 50,3 persen. Angka ini naik pada survei yang dilakukan pada 7-13 Juni, yaitu 54,3 persen. Sedangkan tingkat keterpilihan Sudirman Said pada April 10,5 persen dan meningkat menjadi 13,0 pada Juni.
Baca: PKS Berharap Isu Korupsi Bisa Kerek Suara Sudirman Said
Sunarto mengatakan hanya tsunami politik yang bisa menggoyang kemenangan Ganjar, seperti kasus kartu tanda penduduk elektronik (e-KTP). Namun, dalam survei yang ia teliti di lapangan, masyarakat yang terpengaruh atas kasus e-KTP yang selama ini menyeret nama Ganjar Pranowo hanya 13 persen.
"Hanya 13 persen masyarakat yang percaya Ganjar terlibat dalam kasus e-KTP. Selebihnya, 74,5 persen tidak yakin dia (Ganjar) terlibat, dan 11,6 persen menjawab tidak tahu," ujar Sunarto.
M JULNIS FIRMANSYAH l DEWI NURITA