TEMPO.CO, Surabaya – Debat publik pemilihan gubernur Jawa Timur atau pilgub Jatim 2018 ketiga digelar di Dyandra Convention Center Surabaya, Sabtu, 23 Juni 2018. Baik pasangan Khofifah Indar Parawansa-Emil Dardak maupun Saifullah Yusuf-Puti Guntur sama-sama berusaha menonjolkan prestasi mereka selama berkecimpung di dunia pemerintahan dalam bebat yang bertema “Tata Kelola Pemerintahan dan Pelayanan Publik” itu.
Khofifah misalnya, memamerkan Sistem Layanan Rujukan Terpadu (SLRT) di Kementerian Sosial yang pernah dia pimpin saat ditanya panelis Dian Fericha dari Institut Agama Islam Negeri Tulunguagung. Dian bertanya soal strategi dalam administrasi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Baca: Debat Pilgub Jatim 2018, 2 Paslon Tak Ada Persiapan Khusus
Melalui SLRT, Khofifah mengklaim mampu membantu rakyat kecil yang ingin mendapat bantuan Program Keluarga Harapan (PKH) atau mengurus PI-RT. “Kami melakukan penyesuaian format dan efektivitas agar bisa diakses karena masyarakat butuh kepastian dan pelayanan cepat,” ujarnya.
Begitu pula dengan Emil Elestianto Dardak saat menjawab pertanyaan dari masyarakat tentang penggunaan anggaran belanja langsung dan tidak langsung. Ia menilai, belanja langsung tidak selalu identik dengan produktivitas dan sebaliknya. Sebab, anggaran belanja tidak langsung di Kabupaten Trenggalek selama ia menjabat bupati dialokasikan bagi ribuan guru honorer.
Simak: Pengamat: Jabatan Inkumben Tak Pengaruhi Elektabilitas Gus Ipul
Sedangkan Gus Ipul sempat menyinggung prestasinya selama menjadi Wakil Gubernur Jawa Timur selama dua periode. Ia menyebutkan telah memperoleh sebanyak 90 penghargaan dari pemerintah pusat, 7 kali opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP), serta 10 kali penghargaan dari Kementerian Dalam Negeri sebagai pemerintah provinsi dengan kinerja terbaik. "Kami sudah punya road map, jadi alhamdulillah tahun 2013-2018 administrasi kepegawaian bisa diselesaikan dengan baik," ujar dia.
Sejak awal debat, para pendukung beradu yel-yel masing-masing pasangan yang dijagokan. "Wis wayahe bude Khofifah, wis wayahe Bude Khofifah. Biyen Pakde Karwo saiki Bude. Saiki Pakde dukung Bude, (sudah saatnya bude Khofifah. Dulu Pakde Karwo sekarang Bude. Sekarang Pakde Karwo dukung Bude Khofifah),” ujar para pendukung pasangan Khofifah Indar Parawansa-Emil Dardak.
Lihat: Panwaslu Kota Surabaya Copot Spanduk Provokatif Pilgub Jawa Timur
Adapun kubu pendukung Gus Ipul juga menyanyikan yel-yel yang lagunya dinyanyikan pula oleh penyanyi dangdut koplo ternama, Via Vallen. “Kabeh sedulur, kabeh sedulur, kabeh sedulur kabeh makmur (semua bersaudara, semua makmur).”
Namun tak jarang adu yel-yel berujung pada saling olok. Kubu Gus Ipul-Puti menimpali dengan memplesetkan yel-yel kubu seberang. “Wis wayahe, kalah maneh. Wis wayahe, kalah maneh, (sudah saatanya, kalah lagi),” teriak mereka.
ARTIKA RACHMI FARMITA