TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Dewan Pengurus Pusat Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mardani Ali Sera menanggapi hasil survei Roda Tiga Konsultan perihal pemilihan kepala daerah Jawa Barat. Mardani mengklaim elektabilitas calon gubernur dan calon wakil gubernur yang diusung partainya, Sudrajat dan Ahmad Syaikhu (Asyik), tak terpaut jauh dari para pesaingnya.
"Kami punya angka sendiri, tidak terlalu jauh dari dua DM atau Rindu," kata Mardani dalam acara rilis hasil survei pilkada Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Nusa Tenggara Timur oleh Roda Tiga Konsultan, di kawasan Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Jumat, 22 Juni 2018.
Baca: Setelah 13 Juni, Aher Kampanye Penuh untuk Sudrajat-Ahmad Syaikhu
Hasil sigi Tiga Roda Konsultan mencatat elektabilitas Sudrajat-Ahmad Syaikhu sebesar 4,8 persen. Pasangan ini menempati posisi ketiga setelah pasangan Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi (duo DM) dan Ridwan Kamil-Uu Rizhanul Ulum (Rindu) yang masing-masing memperoleh 29,9 persen dan 28,6 persen. Adapun pasangan calon TB Hasanuddin-Anton Charliyan berada di posisi terakhir dengan 4,2 persen dukungan.
Mardani mengatakan hasil survei internal partainya pun mencatat Sudrajat-Syaikhu berada di posisi ketiga, tetapi angkanya berbeda dengan hasil survei kebanyakan. "Asyik nomor tiga. Tapi angkanya, 36 persen duo DM, 29 persen Rindu, 27 persen kami," kata Mardani.
Baca: Setelah 13 Juni, Aher Kampanye Penuh untuk Sudrajat-Ahmad Syaikhu
Anggota Komisi Pemerintahan Dewan Perwakilan Rakyat ini mengatakan angka itu diperoleh dari hasil survei internal yang digelar pekan lalu. Dia pun mengklaim ada perubahan signifikan terkait arah dukungan masyarakat Jawa Barat setelah debat pilgub putaran kedua pada 14 Mei lalu.
Dalam pidato penutupan debat tersebut, pasangan Sudrajat-Syaikhu memamerkan kaus bertuliskan #2018AsyikMenang #2019GantiPresiden. Aksi itu sempat menimbulkan kericuhan dan protes di antara pendukung pasangan calon yang lain.
Baca: KPU Larang Kampanye Capres di Debat Ketiga Pilkada Jawa Barat
Mardani mengatakan koalisi pengusung Asyik justru menganggap kehebohan itu mengkonfirmasi dukungan terhadap gerakan #2019GantiPresiden. Sejak itu, kata dia, koalisi mengubah strategi kampanye menjadi menggabungkan gerakan #2018AsyikMenang dan #2019GantiPresiden.
"Agak terkonfirmasi Jawa Barat ini salah satu pendukung gerakan ganti presiden, sekarang gerakannya disatukan," kata Mardani.