TEMPO.CO, Jakarta - Calon gubernur Jawa Tengah Sudirman Said menyindir Ganjar Pranowo yang disebutnya hanya pencitraan saja dalam bermedia sosial. Hal ini terjadi dalam debat Pilgub Jateng 2018 dalam sesi pertanyaan menghadapi generasi Z atau generasi millenial.
"Bermedia sosial ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan. Pertama bungkus, kedua konten. Yang penting adalah konten. Konten itu prilaku betulan bukan bungkus pencitaraan," ujar Sudirman dalam debat Pilgub Jateng di Semarang, Kamis 21 Juni 2018.
Baca: Debat Ganjar Pranowo VS Sudirman Said, Berapa Pengamanannya?
Sudirman juga menyatakan seolah percuma memiliki media sosial cantik, namun bertolak belakang dengan perilakunya. Ganjar beberapa kali mengemukakan media sosial menjadi salah satu sarana komunikasi langsung yang bisa mendekatkan kepada masyarakat meski tidak saling bertatap.
Menurut Sudirman, contoh perilaku dari pemimpin harus lebih ke konten bukan pencitraan di media sosial. Pentingnya orang tua menjadi salah satu hal yang bisa membuat generasi Z bisa menanamkan nilai Pancasila.
Berbeda dengan Sudirman, Ganjar menolak generasi Z merupakan generasi yang hanya ingin senang saja. Komunikasi modern cenderung menggunakan cara yang gembira, sehingga tetap mengemas nilai Pancasila dengan bahasa dan gaya anak muda.
Baca: Difitnah Selingkuh, Sudirman Said-Ida Akan Pidanakan Pelaku
"Jadi ini bisa memberikan ruang kepada siapa saja meski di dalam rumah bisa chit-chat dengan pemimpinnya, sekali pun di dalam kamar," kata Ganjar.
Tanggapan kedua pasangan calon tersebut merupakan awal dari munculnya pertanyaan soal menghadapi generasi Z terhadap penanaman nila Pancasila.
Pertanyaan tersebut muncul dari panelis yang diisi oleh budayawan Prie HS, dosen Undip Nur Hidayat Sardini, guru besar Unnes Tri Maharani, guru besar UIN Walisongo Imam Taufik, dan guru besar Unissula Umar Maruf.