TEMPO.CO, Lumajang - Pelaksana tugas Bupati Lumajang Buntaran Supriyanto menduga telah terjadi polarisasi aparatur sipil negara (ASN) yang semakin tajam menjelang pemilihan kepala daerah atau pilkada pada 27 Juni 2018. Buntaran merasakan nuansa politis di lingkungan Pemerintah Kabupaten Lumajang menjelang pemungutan suara Rabu pekan depan sangat kuat. "Ada polarisasi di kalangan ASN," kata Buntaran saat apel dan halal bihalal dengan ASN, Kamis, 21 Juni 2018.
Polarisasi di kalangan ASN itu juga terasa saat kegiatan halal bihalal yang biasanya hanya digelar pada hari pertama masuk kerja setelah cuti Lebaran. Namun, kata dia, ASN memilih menggelar dua kali halal bihalal. "Mazhab saya masih tradisional, menggelar halal bihalal saat masuk kerja hari pertama. Kalau kemudian akan ada halal bihalal lagi, terserah saja," ujarnya.
Baca Juga:
Baca: Pilkada Serentak 2018, Demokrat Tuding Jokowi Main Curang
Buntaranberujar halal bihalal kedua di lingkungan Pemerintah Kabupaten Lumajang digelar pada Senin, 25 Juni 2018. Pada hari itu Bupati Lumajang As'at kembali menjabat setelah cuti kampanya sejak Februari lalu. Buntaran mengeluh karena tidak semua kepala satuan kerja hadir pada halal bihalal Kamis pagi kendati sudah dikirimi undangan.
Buntaran mempersilakan kepala satuan kerja yang hanya mau ikut halal bihalal pada Senin pekan depan atau setelah As’at menjabat lagi. "Silakan. Saya pakai mazhab tradisional. Semuanya diharap bisa menahan diri, tidak usah kasak-kusuk," kata Buntaran yang juga Ketua Partai Demokrat Lumajang.
Simak: Pilkada Serentak 2018, KPU Diingatkan Soal Daftar Pemilih
Buntaran juga sempat melaporkan apa saja yang terjadi dan dia rasakan selama menjabat sebagai Plt Bupati Lumajang sejak pertengahan Februari. Pada awal-awal menjabat Plt Bupati, kata Buntaran, ia sudah menekankan kepada seluruh jajarannya untuk menjaga netralitas. "ASN harus profesional, tidak mencampuradukkan pemerintahan dan politik," katanya.
Atas sikapnya itu Buntaran dituduh sebagai pengkhianat. "Saya menjaga netralitas saya, tapi masih saja dituduh pengkhianat. Saya netral walaupun ditentang habis-habisan," ujarnya.
Polarisasi di kalangan ASN membuat suasana kerja menjadi tidak kondusif pasca-pemilihan mendatang. Buntaran mengatakan siapapun yang menang dalam pilkada wajib didukung. "Siapapun yang menang harus didukung, tidak perlu dijegal-jegal," kata Buntaran.
Simak: Debat Pilkada Sumatera Selatan, Bawaslu: Jangan Main Sara
Pemilihan Bupati Lumajang diikuti oleh tiga pasangan calon, yakni Toriqul Haq-Indah Amperawati, As'at-Thoriq Al Katiri dan Rofik-Nurul Huda. Toriqul Haq-Indah Amperawati diusung Partai Kebangkitan Bangsa dan Partai Gerindra. As'at-Thoriq diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Partai Amanat Nasional dan Partai Hanura. Sedangkan Rofik-Nurul Huda di Partai Golkar, Partai Demokrat, Partai Keadilan Sejahtera, Partai Persatuan Pembangunan dan Partai Nasdem.
DAVID PRIYASIDHARTA