TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Jenderal Otonomi Daerah Kementerian Dalam Negeri Soni Sumarsono memastikan penjabat Gubernur Jawa Barat, M. Iriawan, bisa langsung dicopot, jika ketahuan tak netral dalam pemilihan kepala daerah atau pilkada serentak 2018. "Lihat saja, kalau memang ada pelanggaran, mobilisasi dukungan terhadap salah satu calon dari polisi, besok pagi pun bisa diberhentikan," kata Sumarsono, Kamis, 21 Juni 2018.
Sumarsono mempersilakan masyarakat mengawasi dan melaporkan, jika Iriawan tak netral dalam pilkada. Kemendagri, kata dia, akan langsung memecat Iriawan apabila terbukti mendukung atau memobilisasi dukungan kepada salah satu calon kepala daerah dalam pilkada Jawa Barat.
Baca: Jokowi Menanggapi Polemik Pengangkatan M. Iriawan
Kendati begitu, Sumarsono mengatakan hal itu kecil kemungkinan terjadi. Dia menyinggung hasil survei elektabilitas Anton Charliyan dan sekondannya, T.B. Hasanuddin, yang masih rendah hingga saat ini.
Berdasarkan survei teranyar yang dilakukan Indo Barometer pada 7-13 Juni 2018, pasangan T.B. Hasanuddin-Anton Charliyan (Hasanah) mendapatkan suara 5 persen, terendah dibanding tiga pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat. Direktur Eksekutif Indo Barometer M. Qodari mengatakan pelantikan Iriawan tidak ada korelasinya dengan suara Hasanah.
Sumarsono mengatakan mobilisasi dukungan pun akan sulit dilakukan dalam H-6 penyelenggaraan pilkada serentak. "Jarak beberapa hari dengan posisi hasil survei seperti ini kan enggak mungkin mobilisasi itu," ujarnya.
Sejumlah pihak mengkritik penunjukan Iriawan yang masih berstatus sebagai perwira aktif kepolisian sebagai penjabat gubernur karena dikhawatirkan tidak netral. Penunjukan ini pun dikaitkan dengan penyelenggaraan pilkada serentak yang akan berlangsung pada 27 Juni nanti.
Baca juga: Pelantikan M. Iriawan, DPR Berencana Gunakan Hak Angket
Ketua Fraksi Partai Gerindra Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Jawa Barat Ricky Kurniawan mengatakan penunjukan Iriawan membuat sebagian masyarakat berspekulasi soal netralitasnya dalam pilkada Jawa Barat.
Alasannya, kata Ricky, yakni adanya kesamaan latar belakang M. Iriawan dengan calon Wakil Gubernur Jawa Barat, Anton Charliyan. Anton sebelumnya merupakan Kepala Kepolisian Daerah Jawa Barat. "Sesama mantan kapolda, ada juga jiwa korsa," kata Ricky, Senin, 18 Juni 2018.